Sarang tawon tersebut berukuran sekitar satu ember sedang.
Udin memperkirakan sarang tersebut mulai dibuat sejak dua bulan lalu.
Peralatan yang digunakan pun sederhana, Udin hanya berbekal jas hujan dan helm untuk melindungi tubuh serta kepala.
Kemudian pada bagian tangan dibalut kain serta plastik. Namun ternyata jas hujan dan helm yang digunakan itu tak cukup untuk melindungi dirinya dari serangan tawon vespa.
Sekitar pukul lima sore, kejadian nahas menimpanya. Kawanan tawon vespa penghuni sarang yang ia bersihkan itu, balik menyerang Udin.
Anak-anak yang biasa main di lokasi itu sudah disuruh pergi terlebih dulu. Tak ada siapa-siapa di situ selain Udin yang bersihkan sarang tawon.
Perlengkapan jas hujan yang dipakainya, balutan kain dan plastik di tangan, ternyata masih tembus oleh sengatan tawon yang marah gara-gara sarangnya dirusak.
Saat disengat di bagian tubuhnya itu, Udin masih bertahan, berusaha kuat dan terus melanjutkan pembongkaran sarang tawon vespa sampai bersih.
Hingga akhirnya selesai, ia pun segera turun dari atap dan berlari sekencang-kencangnya berusaha menghindar dari sengatan.
Karena tawon-tawon itu masih terus mengejar seolah-olah tahu siapa yang jadi sasaran.
Kemudian, Udin merasakan panas badannya, rasanya seperti dipukul-pukul pakai palu.
Kepalanya pusing serta bagian tangannya yang paling banyak mendapatkan serangan tak bisa digerakkan.
"Ngak kuat nahan sakit akhirnya saya dibawa ke rumah sakit," kata Udin.
Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang las itu kembali melanjutkan cerita, sesampainya di rumah sakit dirinya langsung mendapatkan penanganan tim dokter.