Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SAMBAS - Saksi yang juga istri dari korban robohnya rumah sarang walet, di Kecamatan Pemangakat, Sambas, Phiong Fui Kim mendengar suara reruntuhan semen diatasi atap rumah kediamannya.
Hal itu sebagaimana yang diungkapkan saksi yang juga istri dari korban robohnya rumah sarang walet kepada Kapolsek Pemangkat, Kompol Bagio.
"Sebelum roboh, terdengar suara runtuhan semen dari atas bangunan walet yang jatuh di atap rumah," kata Kompol Bagio, Rabu (4/12/2019).
Setelah mendengar suara reruntuhan semen itu, saksi bergegas keluar dan mencari tahu sumber suara tersebut.
"Selanjutnya saya bergegas berusaha mencari tahu keluar rumah, pada saat keluar rumah, tiba-tiba bangunan langsung roboh menimpa bangunan rumah," ungkapnya.
Akibatnya, kejadian tersebut memakan korban yang tidak lain adalah suami dan anak dari saksi yang masih berusia 14 tahun.
Beserta seorang pembantu yang pada saat kejadian masih berada di dalam rumahnya.
Baca: Rumah Walet Roboh di Sambas Kalbar, Dua Orang Tewas
Diberitakan, dua orang menjadi korban akibat robohnya rumah walet di Jalan Sejahtera, Kota Pemangkat Kalimantan Barat (Kalbar), Selasa (3/12/2019) sore WIB.
Kejadian terjadi spontan dan begitu cepat sehingga membuat heboh warga sekitar yang berada di lokasi kejadian.
Kapolres Sambas AKBP Permadi Syahids Putra, melalui Kapolsek Pemangkat Kompol Bagio mengungkapkan dua dari tiga korban akibat robohnya rumah walet dinyatakan meninggal dunia.
Ia menuturkan, bangunan itu roboh menimpa sebuah bangunan di bawahnya.
Yang juga terdapat tiga orang didalamnya, dan tertimpa bangunan.
"Rumah yang tertimpa bangunan walet adalah bangunan milik saudara Sutjipto, yang disewakan sekitar bulan maret 2019 kepada keluarga bapak Tho Tjin, bersama istri," tuturnya.