TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerjasama dengan Badan Penanggulangn Bencana Daerah (BPBD) Karangasem memasang intensity meter, alat untuk menghitung kekuatan gempa dan kerusakan akibat gempa yang terjadi dalam suatu wilayah.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa mengungkapkan, pemasangan intensity meter dilakukaan di enam titik.
Yakni di Kantor BPBD Karangasem, Kantor Desa Tianyar Barat, Kantor Desa Purwaketi, dan sekitar Kantor Camat Manggis.
"Sedangkan dua alat lagi dipasang sekitar Kantor Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem dan Kantor Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen," kata IB Ketut Arimbawa, Jumat (6/12/2019).
Mantan Kabid Pemadam Kebakaran ini mengaku, hingga kemarin petugas dari BMKG dan BPBD sedang melakukan pemasangan.
Intensity meter adalah alat untuk menghitung kekuatan gempa serta memprediksi kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa.
Data secara otomatis terekam, dan tersimpan ke server BMKG pusat.
"Melalui alat ini dampak dan kerugian akibat gempa bumi bisa terhitung dengan cepat," jelas Arimbawa.
Baca: Panik Ajakkannya Liburan ke Bali Dibongkar, Hotman Paris Nekat Bungkam Mulut Nikita Mirzani
Baca: Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Tempat Sembahyang, Tubuhnya Mulai Membiru
Baca: Nikita Mirzani Ungkap Kelakuan Hotman Paris yang Ajak Dirinya ke Bali, sang Pengacara: Ini Bahaya
Pejabat asal Singaaraja ini berharap, tahun 2020, BMKG Pusat bisa menambah pemasangan alat intensity meter.
Seperti di sekitar Kota Amlapura yang masuk daerah rawan gempa, serta di Kecamatan Rendang dan Selat.
Kata Arimbawa, BMKG merespons usulan itu, dan merencanakan pemasangan di 2020.
Menurut pemetaan dan kajian akademisi, Karangasem masuk daerah rawan gempa dikarenakan dilintasi patahan sesar.
Mulai dari Pantai Seraya hingga Pantai Candidasa.
Seandainya patahan sesar mengalami pergerakan akan menimbulkan gempa. Tapi sampai kini, kondisi masih aman.