Berikut ini enam fakta penemuan mayat balita tanpa kepala di Samarinda, sempat dikira biawak hidup hingga keluarga korban tolak autopsi
TRIBUNNEWS.COM - Geger penemuan mayat balita tanpa kepala di Samarinda, Minggu (8/12/2019).
Diduga mayat balita tanpa kepala ini adalah Ahmad Yusuf Ghozali (4) yang lama hilang dari Paud.
Dilansir TribunKaltim.co, Yusuf dinyatakan hilang dari Paud sejak November 2019 lalu.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari kepolisian soal identitas korban.
Berikut ini kumpulan fakta yang telah dirangkum Tribunnews.com dari TribunKaltim.co pada Senin (9/12/2019).
1. Kronologi Penemuan Mayat
Mayat balita tanpa kepala ditemukan di kawasan parit aliran Sungai karang Asem Kecil, Kelurahan Lerong Ilir, Samarinda.
Dikutip dari TribunKaltim.com, mayat bayi ditemukan pertama kali oleh Ika (35) di bawah rumahnya.
Kala itu Ika membuang sampah di luar rumah.
Lewat jendela rumahnya, ia melihat benda putih mencurigakan di parit bawah rumah.
"Sekembalinya ke rumah membuka jendela kamar saya melihat ada benda putih di parit posisinya tepat di bawah jendela kamar tapi saya lanjutkan aktvitas," ujar Ika.
Karena penasaran, ia kembali melihat benda itu untuk kedua kalinya.
Saat dicermati lebih lanjut, benda itu tampak seperti anak kecil.
"Namun beberapa menit kemudian saya kok masih penasaran dan kembali mengamati kedua kalinya,
benda tersebut lebih dicermati terlihat seperti bentuk kaki dan badan anak kecil," lanjut Ika.
Ia lalu memanggil sang suami untuk memastikan apa yang dilihatnya.
Tak lama kemudian tetangganya, Erki memutuskan untuk turun ke parit mengecek.
"Tapi, saya langsung panggil suami saya kemudian tetangga saya Pak Erki untuk turun ke parit mengecek.
Untuk memastikan sosok mayat yang ditemukan karena perasaan saya tidak enak," tutur Ika.
2. Sering Lihat Biawak Hidup di Parit
Penemuan mayat bayi tanpa kepala di parit mengejutkan warga.
Suami Ika, Jumadi (40) mengatakan kerap melihat biawak hidup di parit rumahnya.
Hal itulah yang membuat Jumadi tak menyangka jika ada mayat bayi di parit bawah rumahnya.
"Biasanya kami melihat penampakan biawak hidup di parit, tapi ini berbeda ternyata nampak mayat anak bayi tanpa ada kepalanya," ungkap Jumadi.
Jumadi mengatakan dirinya dan sang istri tak ada firasat apapun soal kejadian ini.
3. Orang Tua Yusuf Yakin Korban adalah Anaknya
Kendati belum ada yang bisa memastikan jika jasad korban merupakan Yusuf, namun orang tua Yusuf yakin jika korban adalah anaknya.
Hal itu diketahui dari bentuk tubuh hingga pakaian yang ditemukan bersama mayat.
"Istri saya hafal pakaian yang dipakai anak saya.
Iya, dia anak kami," ucap Bambang Sulistyo (37), ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019) dikutip dari TribunKaltim.co.
Berdasarkan penuturan ayah korban, saat hilang Yusuf mengenakan kaus merah bergambar tugu monas, persis dengan yang ada pada mayat korban.
4. Berbagai Upaya untuk Temukan Yusuf
Yusuf merupakan balita yang dikabarkan menghilang sejak 11 November 2019 lalu.
Kala itu Yusuf dititipkan orangtuanya ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jannatul Athfaal, Jalan Abdul Wahab Syahrani, Kecamatan Samarinda Ulu.
Banyak spekulasi bermunculan, mulai dari Yusuf diculik, hingga terseret arus air.
Pencarian terhadap Yusuf telah dilakukan pihak keluarga, mulai dari melaporkan ke kepolisian hingga jasa paranormal.
5. Basarnas Tak Bisa Cari Bagian Tubuh yang Hilang
Unit Siaga SAR Samarinda atau Basarnas Kalimantan Timur angkat suara mengenai penemuan jasad balita tanpa kepala di sungai sekitar Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019) kemarin.
Sesuai dengan kasus yang pernah ditangani SAR mengenai pencarian korban hilang diperairan, organ tubuh korban besar kemungkinan tidak akan terlepas dari tubuh jika hanya terendam air.
"Walaupun sudah berhari-hari di air, tetap saja bagian tubuh tidak akan terlepas.
Biasanya memang akan terjadi kerusakan di kulit maupun bagian yang mudah rusak, tapi kalau sampai terlepas, besar kemungkinan tidak terjadi," ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Minggu (8/122/2019).
Kendati demikian, organ tubuh bisa saja lepas dari tubuh saat berada di air, namun karena ada faktor lain.
Misalnya seperti diserang hewan buas, tindakan kriminalitas, serta karena salah satu organ tubuh tersangkut ketika arus air sangat deras.
"Kalau tidak karena faktor-faktor tersebut, bagian tubuh harusnya tetap utuh dan terhubung dengan kerangka," tegas Dede.
Ditanya apakah bakal melakukan pencarian terhadap sisa tubuh korban, Dede menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat melakukan pencarian itu.
Hal itu dikarenakan jasad korban sudah ditemukan, serta tidak ada kejelasan mengenai penyebab korban bisa sampai berada di sungai.
"Basarnas hanya lakukan pencarian terhadap orang hilang, kalau kasus seperti ini tidak bisa kita lakukan.
Terlebih kita belum ketahui secara pasti penyebab awalnya, untuk sementara ini kita monitor saja," pungkasnya.
6. Keluarga Yusuf Tolak Autopsi
Lukman, paman Yusuf menuturkan, awal mulanya pihak keluarga mengetahui adanya penemuan jasad balita dari media sosial.
Saat itu pihak keluarga masih belum yakin jika jasad tersebut merupakan anggota keluarganya.
Berdasarkan dari pakaian yang ditemukan bersama jasad, sama dengan pakaian yang terakhir kali dikenakan oleh Yusuf sebelum dikabarkan menghilang pihak keluarga semakin yakin.
Lukman, paman korban menuturkan, sejak kejadian hilangnya Yusuf, berbagai informasi diterima oleh pihaknya.
Kabar mengenai Yusuf ditemukan kerap diterima oleh pihaknya, namun tidak ada satupun kabar tersebut yang benar.
Akhirnya, Minggu (8/12/2019) kemarin pihaknya mendapatkan kabar mengenai adanya penemunan jasad balita.
Kepolisian dan relawan yang memberitahukan mengenai penemuan itu, membuat pihaknya langsung bergegas mendatangi lokasi yang dimaksud.
"Sore tadi bisa kami pastikan ini adalah Yusuf keponakan saya, sudah 100 persen. Ini didasari dari baju dan celananya," tutur Lukman, Minggu (8/12/2019).
Ia membenarkan mengenai kondisi jasad, tidak terdapat kepala, kaki patah, serta mata kakinya hilang.
Namun demikian, pihaknya menolak untuk dilakukan autopsi dan malam ini juga akan dilangsungkan proses pemakaman.
"Malam ini kita makamkan, kita tidak lakukan autopsi karena jasad ini sudah terlalu lama di luar," imbuh Lukman.
Sementara itu, sekitar pukul 20.45 Wita, jenazah akhirnya dibawa ke rumah duka guna proses pemakaman.
Sedangkan Kepolisian hingga saat ini masih terus melakukan proses penyelidikan terhadap kasus penemuan jasad balita tanpa kepala tersebut.
(Tribunnews.com/Bunga)(TribunKaltim.co/Christoper Desmawangga/Nevrianto)