TRIBUNNEWS.COM - Identitas Jasad balita tanpakepala yang ditemukan di parit besar di Jalan Pangeran Antasari II, Samarinda, Kalimantan Timur, masih belum terungkap.
Adanya hal tersebut, dokter forensik RSUD Abdul Wahab Syaharie Samarinda, Kalimantan Timur, melakukan tes DNA terhadap orangtua jasad yang diduga Achmad Yusuf Ghazali (4), Rabu (11/12/2019).
Dilansir dari Kompas.com, tes DNA tersebut, guna mencocokkan jasad yang ditemukan tanpa kepala apakah merupakan anaknya Yusuf.
"Iya kami sudah ambil darah kedua orang tua Yusuf, nanti kita cocokkan dengan temuan jasad balita itu," ungkap Dokter spesialis forensik Kristina Uli Gultom saat dihubungi, Kamis (12/12/2019).
Untuk keluarnya hasil, kata Kristina, baru diketahui paling cepat dua pekan depan, karena harus diuji di laboratorium kesehatan Mabes Polri.
"Kami sudah serahkan ke penyidik Polsek Samarinda Ulu untuk dibawa ke sana (Mabes Polri)," kata dia.
Sementara DNA jasad balita yang diduga Yusuf, sudah diambil sehari setelah penemuan.
"Apakah benar jasad itu Yusuf atau bukan, kita tunggu hasilnya nanti ya," kata dokter.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Muhammad Ridwan menuturkan, pihaknya sudah mengirim sampel DNA ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes Polri).
"Karena langkah awal kami memastikan jasad itu Yusuf atau bukan," kata Ridwan.
Kata dia, jika hasil DNA menerangkan mayat tersebut merupakan Yusuf, maka PAUD bertanggungjawab atas kematian itu.
"Artinya ada kelalaian pihak PAUD. Itu kesimpulan sementara. Karena petunjuk-petunjuknya mengarah ke sana," jelasnya.
Namun, jika hasil DNA bukan Yusuf maka akan ada penyelidikan kembali.
"Makanya kita tunggu dulu hasil DNA," ujar Ridwan.