Terkait virus ASF ini, di Indonesia belum pernah terjadi, melainkan baru terindikasi. Sementara yang sudah positif adalah hog cholera atau kolera babi.
"Sekarang declare pun, apakah akan berhenti, enggak juga. Jadi bukan itu. Kita dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan sepakat untuk tetap melakukan kegiatan pengendalian supaya tidak meluas," ucapnya.
Ketika sudah di-declare kemudian ada pemusnahan, pertimbangan lainnya adalah mengenai keuangan negara.
Cukupkah menggantikan babi yang dimusnahkan. Kedua, dalam UU, untuk pengantian ternak itu adalah yang ternak yang sehat, yang terancam, bukan yang sakit.
"Tapi dari segi sosiologi masyarakat, siap tidak melihat dimusnahkan. Tak usah lah ribuan, 700 saja babi hidup dimusnahklan," katanya.
Cina, Vietnam, Kamboja, sudah melakukannya. Tapi berhenti kah kah kasusnya? Tidak berhenti. Sampai sekarang masih ada.
"Sekarang dilakukan adalah membungkus yang 16 ini, jangan sampai bertambah. Di situ lah pentingnya bio security, jangan saling melihat dulu, jangan ada yang keluar atau masuk dari dan ke daerah yang ada virus kematian babi," jelas Agustia.
( M.Andimaz Kahfi)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kematian Babi Akibat Virus Hog Cholera Begitu Cepat, Saat Ini Capai 27.070 Ekor di Sumut