2. Jumraini Masih Pikir-pikir
Terhadap putusan tersebut, perawat asal Lampung Utara itu menyatakan masih pikir-pikir.
Pada hari Selasa, tanggal 18 Desember 2018, sekira pukul 17.00 Wib, korban Alex Sandra datang menemui Jumraini di rumahnya.
Hal itu untuk mengecek Bisul yang berada di telapak kaki bagian kanannya.
Lalu sekira setengah jam kemudian, korban Alex Sandra pulang ke rumah dan berkata kepada saksi Karim, “Saya tidak jadi berobat, saya takut dibelek Bisul saya sama bu Jumraini."
Namun, Karim menyuruhnya untuk menunggu Arina dulu.
Sekira pukul 16.00 WIB, Arina pergi ke rumah terdakwa untuk mengecek apakah terdakwa sudah berada di rumah atau belum.
Saat itu, Arina bertemu dengan Jumraini.
Arina mengatakan kepada Jumraini bahwa Alex Sandra mau berobat.
Jumraini pun menjawab untuk membawa Alex ke rumahnya.
Selanjutnya, Arina menyusul Alex Sandra dan membawanya ke rumah Jumraini dengan mengendarai Sepeda Motor.
Setelah sampai di rumah Jumraini, Bisul yang terdapat di kaki Alex Sandra langsung diperiksa oleh Jumraini.
Kemudian, Jumraini masuk ke dalam.
Sekitar 10 menit kemudian, terdakwa keluar dari rumah dan membawa 1 buah baskom warna hijau berisi air hangat dan 1 wadah stenlis yang berisi alat–alat berupa gunting kecil, gunting besar, dan pisau kecil.
Jumraini kembali lagi ke dalam rumahnya dan keluar dengan membawa kain kasa, botol alkohol, suntikan yang masih dibungkus, sarung tangan, dan beberapa botol kecil yang berisi cairan untuk suntikan.
Jumraini menyuntikan jarum yang telah berisi cairan obat ke telapak kaki kanan korban Alex Sandra sebanyak satu kali.
Setelah itu, Jumraini melakukan pembedahan dengan cara dibelek menggunakan pisau stenlis kecil hingga korban Alex Sandra menjerit kesakitan.
Jumraini lalu menyuntikan kembali suntikan yang diisi cairan obat dari botol kecil ke telapak kaki kanan korban Alex Sandra.
Lalu dengan menggunakan gunting kecil, Jumraini membuka lubang yang telah dibeleknya agar lebih lebar.
Selanjutnya, Bisul tersebut dipencet dan ditekan tekan hingga mengeluarkan banyak darah dan nanah dari Bisul yang ada pada telapak kaki kanan Alex Sandra.
Setelah itu, Jumraini menyuruh Arina untuk membersihkan darah dan nanah yang mengalir di telapak kaki Alex Sandra tersebut menggunakan kain kasa yang diberi air hangat, dengan cara membasuh dan menyiramnya secara perlahan.
Kemudian, Jumraini menyuruh saksi Arina untuk membersihkan kaki dan telapak kaki kanan Alex Sandra menggunakan kain kasa dan alkohol.
Setelah dibersihkan, Jumraini menyuruh saksi Arina untuk mengikat telapak kaki Alex Sandra menggunakan kain kasa.
Setelah semua proses itu selesai, Alex Sandra soal biaya.
Jumraini menjawab sebesar Rp 110 ribu.
Alex Sandra memberikan uang sebesar Rp 50 ribu kepada Jumraini dan berkata bahwa sisanya akan dikirim Karim.
Setelah itu, Alex Sandra dan Ariana pulang ke rumah.
Di rumah, Alex Sandra makan dan minum obat.
Lalu, Alex Sandra tidur.
Sekira pukul 22. 00 WIB, Alex Sandra terbagun dan mengeluh sakit kepala, badan panas, dan sakit pada bagian kakinya.
Pada Kamis, 20 Desember 2018 sekira Pukul 15.00 WIB, Alex Sandra mengeluh kesakitan di bagian kakinya dan kondisinya menurun.
Sekira pukul 23.00 WIB, Alex Sandra tidak sadarkan diri.
Pada Jumat, 21 Desember 2018 sekira pukul 11.00 WIB, Alex Sandra tersadar dan minta diobati.
Arina dan ibunya mendatangi puskesmas dan meminta bantuan perawat di puskesmas untuk mengecek keadaan kakaknya Alex di rumah.
Sesampainya di rumah, perawat bertanya orang yang telah merawat Alex sebelumnya.
Karin menjawab bahwa orang yang merawat adalah Jumraini yang bekerja di RSU Ryacudu Kotabumi.
Perawat dari puskesmas tersebut tidak mau memeriksa keadaan Alex Sandra dengan alasan telah ditangani oleh Jumraini.
Kemudian, Arina pergi ke rumah Jumraini.
Tetapi, Jumraini belum pulang kerja di RSU.
Sekira pukul 11.30 WIB, Arina membawa Alex Sandra ke RSU Ryacudu Kotabumi karena kondisi Alex Sandra tidak sadarkan diri.
Setelah dilakukan penanganan medis di RSU, sekira pukul 16.00 WIB, Alex Sandra meninggal dunia di RSU Ryacudu Kotabumi.
Jenazah Alex kemudian dimakamkan di TPU Bumi Agung pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 11.00 WIB.
Dalam kasus pengobatan Bisul tersebut, majelis hakim menjatuhkan vonis hukuman denda sebesar Rp 20 juta kepada perawat asal Lampung Utara, Jumraini pada Kamis (19/12/2019).
Demikian 5 Fakta kasus perawat asal Lampung Utara, Jumraini, yang didakwa karena obati pasien yang sakit Bisul. (tribunlampung.co.id/anung bayuardi)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Perawat Asal Lampung Jumraini Harus Bayar Rp 20 Juta, Berawal dari Obati Pasien Sakit Bisul, https://lampung.tribunnews.com/2019/12/21/perawat-asal-lampung-jumraini-harus-bayar-rp-20-juta-berawal-dari-obati-pasien-sakit-bisul?page=all.