TRIBUNNEWS.COM - Identitas 13 korban selamat kecelakaan maut di Bus Sriwijaya, berikut detik-detik terjadinya insiden mengenaskan kecelakaan maut bus Sriwijaya.
Seorang korban selamat kecelakaan maut bus Sriwijaya, Hasanah, menuturkan detik-detik terjadinya insiden mengenaskan tersebut.
Bus Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan pada Selasa (24/12/2019), pukul 00.30 WIB.
Dalam perjalanan menuju Palembang, bus Sriwijaya membawa sejumlah 30 penumpang, 25 diantaranya tewas.
Dikutip Tribunnews dari Tribun Sumsel, Hasanah menuturkan bus Sriwijaya sempat ditabrak sopir travel sebelum kecelakaan maut terjadi.
Tak hanya itu, bus juga masuk selokan dan hampir terbalik.
"Di ujung Pendopo (Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," terang Hasanah.
Namun, saat bus berhasil ditolong dan melanjutkan perjalanan, justru semakin ngebut.
Hasanah mengatakan bus Sriwijaya yang ditumpanginya menabrak sesuatu secara kencang.
Ia pun mengaku tiba-tiba bus sudah masuk ke dalam air.
"Dia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang. Tahu-tahu kami sudah sudah ada di dalam air," kisah dia.
Saat kejadian, Hasanah dan cucunya, Aisyah, bersama dua teman lainnya dari Bengkulu tengah terjaga.
Mereka bercanda bersama saat bus mengalami kecelakaan hingga masuk jurang.
Ia bersama teman-temannya berusaha menyelamatkan diri dengan cara memecahkan kaca.
"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," kata Hasanah.
"Dari situ, kami berpegangan dengan batang. Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras."
"Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," imbuh dia.
Masih mengutip Tribun Sumsel, dugaan sementara terjadinya kecelakaan maut bus Sriwijaya adalah rem blong.
Hal itu disampaikan Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara SIK, melalui Kasat Lantas, Iptu Rizky Mozam SH MH.
"Dugaan sementara bus ini remnya blong sehingga menyebabkan kecelakan."
"Sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter," tutur Rizky, Selasa.
Dilansir Tribunnews, kedalaman jurang tempat bus Sriwijaya terjatuh memiliki ketinggian sekitar 150 meter.
"Tinggi tebing, rata-rata mengatakan sekitar 150 meter," kata Dolly, dalam wawancaranya yang disiarkan Kompas TV.
Disisi lain, ada dugaan bus Sriwijaya mengangkut penumpang gelap dalam perjalanan dari Bengkulu menuju Palembang.
Dikutip dari Kompas.com, Dolly menjelaskan laporan dari pool, bus Sriwijaya hanya mengangkut 27 penumpang.
Namun, Feri, sopir bus, diduga mengangkut penumpang gelap hingga berjumlah 37 orang.
"Berdasarkan laporan dari poll bus, mereka cuma membawa 27 penumpang. Sisanya banyak penumpang gelap," terang Dolly.
Akibatnya, pihak berwenang mengalami kesulitan dalam melakukan proses identifikasi korban.
"Baru 13 yang bisa diidentifikasi korban yang selamat, sisanya masih dalam proses."
"Seluruh korban dibawa ke Rumah Sakit Besemah."
"Sejauh ini tercatat 37 penumpang yang dibawa," tutur Dolly.
Dilansir Tribun Sumsel, inilah identitas 13 korban kecelakaan maut bus Sriwijaya:
1. Basarudin (43): Warga Desa Semarang, Kecamatan Tanjung Serut, Kota Bengkulu.
2. Hepriadi (31): Warga Desa Salak Tiga, Kecamatan Panorama, Kota Bengkulu.
3. Hasanah (52): Warga Desa Tanjung Suko, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
4. Sukiyem (43): Warga Desa Lubuk Selandak, Kecamatan Terambang Jaya, Kota Prabumulih.
5. Aisyah Awaliah Putri (9): Warga Jl. Salak, Kota Bengkulu.
6. Ariri (14): Warga Desa Perajin, Kabupaten Banyuasin.
7. Lukman (43): Warga Jl. Budi Utomo Kelurahan Sungai Hitam, Kecamatan Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu.
8. Aldi (18): Warga Desa Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
9. Riduan (44): Warga Desa Kinono Sari, Kelurahan Banjar Sari, Kabupaten Enggano Bengkulu Utara.
10. Darusalam (35): Warga Sakatiga, Kabupaten Ogan Ilir.
11. Riki (25): Warga Desa Kemang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.
12. Haris Krisyanto (19): Warga Desa Alas Bangun, Kecamatan Pinang Raya, Bengkulu Utara.
13. Khadijah (68): Warga Perumnas Baru Blok A2, Kabupaten Bengkulu.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Widyadewi Metta, Tribun Sumsel/Wawan Septiawan, Kompas.com/Aji YK Putra)