TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Warga Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus, Palembang sempat dibuat heboh saat tak sengaja memeregoki ada orang yang hendak membuang mayat manusia.
Pelaku yang berjumlah dua orang itu diketahui hendak membuang mayat Rusan Sandi (43) yang merupakan seorang driver taksi online.
Tak ayal, warga pun langsung mengejar pelaku yang menggunakan mobil bernomor polisi BG 1442 RP.
Dalam pengejaran itu, seorang pelaku berhasil ditangkap oleh warga dan babak belur dihakimi warga.
Sementara itu, seorang pelaku lainnya diamankan oleh aparat kepolisian yang turut melakukan pengejaran.
Kedua pelaku yakni Iwan (36) dan Sulaiman (37) saat ini telah berada di kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan.
Sementara itu, jenazah Ruslan Sani telah dimakamkan oleh pihak keluarganya.
Saat diintrogasi oleh petugas di ruangan SPKT Polrestabes Palembang kedua pelaku buka suara.
Menurut penjelasan pelaku, saat itu mereka memesan taksi online melalui aplikasi pada Sabtu (28/12/2019) malam.
"Pas naik mobil korban dari depan hotel di Jalan Kolonel Atmo, (korban) langsung dijerat pakai tali tapi putus talinya," kata Iwan salah seorang tersangka kepada petugas.
• Cerita Katemin Hadapi Harimau di Kebun Kopi, Selamat Setelah Bicara Ini Sambil Menatap Mata Harimau
Kemudian Iwan mencoba cara lain dengan menghunuskan pisau ke tubuh korban secara membabi buta.
"Saat naik mobil kami langsung beraksi pak, Iwan dari belakang langsung mengikat korban. Namun tenaga korban kuat (korban melawan-red) karena hendak kabur dari mobil. Jadi jeratan itu lepas," ungkap keduanya.
"Langsung saya tusuk korban. Tapi tidak tahu lagi berapa tusukan," kata Iwan dengan wajah berdarah-darah akibat dihakimi warga.
Setelah korban tak berdaya, kedua pelaku bermaksud membuang tubuh korban di jalan tepatnya sekitar Perumahan Griya Asri Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus.
Namun, saat mayat korban hendak dibuang dari dalam mobil, pelaku kepergok oleh warga sekitar.
Menurut Kapolrestabes Palembang, Kombes Anom Setyadji mengatakan, motif kedua pelaku menghabisi nyawa korban, diduga ingin merampok.
"Diduga motif kedua pelaku karena ingin menguasainya harta korban," kata Anom dikutip dari TribunSumsel.com, Minggu (29/12/2019).
Dijelaskan Anom, berdasarkan keterangan pelaku bernama Sulaiman, ia diperintah rekannya bernama Iwan untuk memesan taksi online.
Lalu datanglah mobil Toyota Avanza warna hitam dengan nomor polisi BG 1442 RP kepada kedua pelaku.
Selajutnya pelaku Iwan menyiapkan sebilah senjata tajam jenis badik dan pistol softgun.
"Masuklah kedua pelaku ini ke dalam mobil. Pelaku Sulaiman duduk di sebelah korban dan pelaku Iwan duduk di belakang korban. Kemudian Iwan menusuk korban beberapa kali di bagian wajah dan dada," kata Anom.
• Tewas Dibunuh Penumpang, Sopir Taksi Online Ini Ragu Sejak Awal hingga Minta Tetangga Pantau GPS
Setelah menusuk korban, kedua pelaku membawa korban ke daerah Perumahan Griya Asri Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus.
"Maksudnya tubuh korban itu mau dibuang, tapi aksi kedua pelaku diketahui masyarakat sekitar," ungkap Anom.
Selajutnya kedua pelaku melarikan diri menggunakan mobil korban namun dikejar warga dan petugas yang sedang berpatroli.
"Lalu di Jembatan Pulokerto Kecamatan Gandus Palembang, pelaku Sulaiman berhasilkan diamankan masyarakat dan dibawa ke Polsek Gandus. Sedangkan pelaku Iwan melompat ke rawa-rawa Tapi sekitar pukul 23.30, pelaku Iwan ini berhasil diamankan," papar Anom.
Setelah sempat dihakimi warga, Sulaiman dan Iwan dibawa ke Mapolsek Gandus, kemudian diserahkan ke Mapolrestabes Palembang untuk diproses lebih lanjut.
Pemakaman Korban Diiringi Isak Tangis
Isak tangis mengiringi pemakaman Ruslan Sani (43 tahun), driver taksi online di Palembang yang tewas usai menjadi korban perampokan oleh penumpangnya sendiri.
Bertempat di TPU Sematang Borang, suasana haru begitu kental terasa menyelimuti pihak keluarga maupun para pelayat yang hadir di pemakaman, Minggu (29/12/2019).
Menggunakan gamis hitam dengan jilbab warna senada, Maryatin (41) istri korban, terlihat begitu lemas selama proses pemakaman berlangsung.
Wajahnya terlihat pucat, matanya begitu sembab karena menangis dan tangannya juga terus membawa tasbih coklat seraya tak henti-henti mengucap dzikir.
Selama proses pemakaman berlangsung, ia terus berdiri seraya bersandar di bahu anak pertamanya, Mario (20 tahun).
Keduanya tampak saling menguatkan satu sama lain, meskipun air mata mereka tak henti-hentinya mengalir.
Sementara Ari (18), anak bungsu korban tampak duduk lemas disamping pusara sang ayah.
• Cerita Anak Driver Ojek Online sebelum Ayahnya Tewas Tertimpa Papan Reklame: Janji Mau Jemput Kakak
Semula terlihat tabah, namun tangis pemuda itu seketika pecah tak tertahankan ketika pihak keluarga mengajaknya untuk pulang begitu proses pemakaman selesai.
"Kamu jangan seperti ini. Ikhlaskan bapakmu, kita doakan agar ia mendapat tempat terbaik disisi-Nya,"ucap salah seorang pihak keluarga ketika berusaha menenangkan Ari yang tampak begitu terpukul akan kejadian yang menimpa ayahnya.
Mulyono (65) kakak ipar korban sekaligus perwakilan pihak keluarga menuturkan, keluarga korban masih begitu terpukul dengan kejadian ini.
"Kami sangat berharap agar kasus ini diusut sampai tuntas. Tindak tegas pelakunya dan beri hukuman setimpal yaitu mati. Kasihan, driver-driver online bekerja cari uang untuk menafkahi keluarga."
"Tapi kenapa masih ada saja yang tega berbuat jahat pada mereka. Kami berharap kejadian yang menimpa keluarga kami ini adalah yang terakhir. Jangan sampai terulang lagi seperti ini," ucapnya.
(Tribun Bogor/Tribun Sumsel)