Nuri menceritakan video tersebut diambil ketika menghadiri prosesi pernikahan saudaranya di Jalan Kutai Barat, Sumber, Banjarsari, Kota Solo, Sabtu (11/1/2020) siang.
Ia membenarkan, jika serpihan genting yang ia bawa dijadikan alat tukar untuk mendapatkan es cendol.
"Pecahan genting cari dulu satu buat satu gelas," kata Nuri.
Menurut pria kelahiran 5 November ini, siapa saja boleh mendapatkan es cendol asal memiliki pecahan genting.
Baik keluarga besar kedua mempelai, maupun tamu undangan.
Nuri menambahkan, berdasarkan pengakuannya trandisi tersebut sudah berlangsung sejak lama.
Namun sekarang, tradisi tersebut telah banyak masyarakat yang meninggalkan.
"Kalau di daerah sini jarang, terakhir kak saya yang nikah 7 tahun lalu," ujarnya.
Penjelasan budayawan
Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum mengatakan tradisi yang viral di media sosial tersebut bernama dodol dawet kreweng.
Bani menjelaskan tradisi dodol dawet kreweng sudah sejak ratusan tahun yang dilestarikan oleh masyarakat Jawa, khususnya yang tinggal berdekatan dengan keraton-keraton.
"Tradisi pengaruhnya dari keraton," kata Bani.
Bani melanjutkan, tradisi ini merupakan rangkaian ketika orang tua ingin menikahkan anaknya.
Baca: Jadwal Salat 14 Januari 2020, dari DKI Jakarta, Kota Surabaya, hingga Kota Medan