TRIBUNNEWS.COM - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembak rombongan bus karyawan PT Freeport Indonesia saat melintas di mile 53, Senin (13/1/2020).
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, akibat tembakan itu satu bus mengalami pecah kaca, dan satu bus mengalami bekas tembakan di dua titik.
Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan polisi, ditemukan selongsong dan belasan butir peluru yang diduga milik KKB.
Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, KKB yang melakukan penyerangan rombongan bus karyawan itu diduga kuat berasal dari kelompok Joni Botak.
Pasalnya, kelompok tersebut yang selama ini sering menyatroni di area PT Freeport.
Berikut ini fakta selengkapnya:
1. Polisi temukan selongsong peluru di TKP
2. Pelaku menembak dari posisi ketinggian
Meski rombongan bus karyawan PT Freeport diberondong tembakan oleh KKB saat melintas di mile 53, namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Setelah melakukan penembakan itu, pelaku diduga lari ke arah sungai.
"Untuk situasi pasca penembakan di area tambang PT Freeport masih dalam kondisi aman kondusif," kata Kamal.
3. Pelaku diduga kuat dari kelompok Joni Botak
Polisi mencurigai KKB yang melakukan penyerangan itu berasal dari kelompok Joni Botak.
"Dilihat dari modus para pelaku berdasarkan olah TKP kami duga dilakukan oleh kelompok Joni Botak," kata Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw di Timika, Senin.
Sementara itu, bukti lain yang diperoleh polisi di tempat kejadian perkara adalah sejumlah selongsong peluru yang masih tercecer.
Dengan rincian, lima selonsong peluru berkaliber 5,56 mm, dan belasan peluru macet yang terdiri dari sembilan peluru berkaliber 5,56 mm serta dua butir peluru kaliber 7,62 mm.
4. Aparat susun strategi pengejaran pelaku
Untuk melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku, polisi saat ini masih melakukan penyusunan strategi.
Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, pihaknya belum bisa melakukan pengejaran terhadap pelaku di wilayah tersebut karena medannya dianggap cukup terjal.
Sehingga ketika dipaksakan, ditakutkan dapat membahayakan anggotanya.
"Kami sekarang sedang menyusun upaya bagaimana menggunakan area atau wilayah yang lebih aman melakukan pengejaran," kata Paulus.
Lebih lanjut dikatakan, dari olah TKP polisi menduga pelaku melarikan diri ke arah Kali Tabo setelah melakukan penembakan.
Arah tersebut sengaja dipilih pelaku agar aparat tidak dapat melakukan pengejaran.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta Baru Penembakan Bus Karyawan Freeport, Polisi Temukan Selongsong Peluru hingga Pelaku Pimpinan Joni Botak"