"Nanti itu, dia ingin menunjuk Resi (menteri) bagian politik, ekonomi, militer, sosial, dan budaya.
Bawahan Resi, ada Bhre (Gubernur). Lalu bawahnya lagi Bekel (Lurah)," jelas Kombes Pol Iskandar.
Dia juga mengetahui, Totok sempat akan membangun kerajaan serupa di Yogyakarta pada 2016 silam.
Saat itu, Totok Santoso Hadiningrat membentuk Jogjakarta Development Committee atau Jogja DEC.
Menurutnya, kehadiran dari Totok itu ditolak oleh warga Yogyakarta.
Sehingga, ia melakukan aksinya itu di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
"Namun, warga di sana (Yogya) langsung menolak. Kemudian, dia melakukan hal serupa di Purworejo.
Anggotanya sampai 450 orang," jelas Iskandar.
Saat ditanyai jumlah kerugian, Iskandar mengaku bahwa pihak penyidik masih mendalami kasus ini.
"Sebab, dimungkinkan ada tersangka baru. Kita juga sedang mendalami hubungan antara Totok dan Fanni itu seperti apa," tambah Iskandar.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, Fanni Aminadia hanyalah teman dekat Totok Santoso Hadiningrat.
Rycko juga mengungkapkan, keduanya bukanlah warga asli dari Purworejo, Jawa Tengah.
"Sementara Fanni Aminadia yang diakui sebagai permaisuri ternyata bukan istrinya, tetapi hanya teman wanitanya," kata Ryko, Rabu (15/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat ini mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta.