News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

VIRAL Makan 2 Ekor Ayam Dihargai Rp 800 Ribu, Begini Penjelasan Pemilik Rumah Makan

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Makan Malau dan Daftar Harga Makanan yang dijual

TRIBUNNEWS.COM - Video yang menampilkan kemarahan warga saat selesai menyantap hidangan di sebuah rumah makan, viral di media sosial.

Seorang pelanggan tampak protes karena menilainya ada yang tidak wajar dari makanan yang disantap.

Sebab, pelanggan itu harus merogoh uang Rp 800 ribu hanya untu makan dengan lauk dua ekor ayam napinadar, kuliner khas Batak.

Peristiwa ini terjadi di (RM) Napinadar Malau yang berada di Jalan Raya Lintas Sumatera (Jalinsum), Medan-Sidikalang Km 15, Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Video kemarahan pelanggan pun viral karena sengaja direkam.

Si pelanggan bilang agar diberi harga sewajarnya seperti warung yang menjual menu serupa di Dairi.

"Masa harga ayam segitu, yang benar aja? Memang segitu harganya?"

"Ayam apa ini? Di Batu 7 ada makanan kek gini, nggak segini harganya," kata si pelanggan.

Pemilik warung justru membalas pembeli itu jangan makan di rumah makannya bila tak sanggup membayar.

"Memang segitu dua ekor. Ayam kampung. Yaudah kalau gak mau gak usah. Siapa suruh makan? Harganya pas," ujar pemilik warung.

Si pelanggan kembali protes dengan menyebut harga tersebut sudah tidak wajar untuk jumlah makanan yang mereka pesan.

"Jangan, sudah dalam perut, kalian bilang segini harganya, yang logikalah. Gak logika Rp 800 ribu. Bukan hotel berbintang ini, Kak," ujar pelanggan.

Mendengar komplain dari pelanggan, pemilik warung menuturkan, makanan di warungnya yang dipesan pelanggan dihargai Rp 800 ribu.

"Logika Kak, berapa rupanya Rp 800 ribu. Mau gak hotel mau gak apa, memang segitu pasnya," ujarnya.

Video itu pun menjadi viral dan diunggah kembali dalam akun Instagram @ndorobeii, Kamis (16/1/2020).

Hingga Jumat (17/1/2020) video tersebut sudah mendapatkan 14.000 like dan 1.611 komentar.

Setelah viral, Tribun Medan melakukan penelusuran ke lokasi untuk mengonfirmasi kebenarannya.

Dalam pantauan Tribun Medan, Kamis (16/1/2020), suasana di rumah makan Malau terlihat lengang.

Pinta br Aritonang (kanan), pengusaha rumah makan Malau, berfoto bersama salah satu stafnya saat ditemui Tribun Medan, Kamis (16/1/2020). (Tribun Medan/Dohu Lase)

Lambok Malau (35), anak pengusaha rumah makan Malau menjelaskan detail harga ayam yang ia jual.

Ia mengatakan, harga normal ayam napinadar per potong ialah Rp 25 ribu.

Sementara per porsi (termasuk nasi, nasi tambah, potongan timun dan tomat, serta kuah sop) Rp35 ribu.

Ayam yang digunakan, lanjut Lambok, ialah ayam kampung.

Satu ekor ayam kampung dapat dibagi menjadi 14 potong daging.

"Jadi, ayam dua ekor menghasilkan 28 potong daging," ujar Lambok, Kamis (16/1/2020).

Berhubung saat itu suasana libur Tahun Baru dan di Dairi sedang mewabah penyakit babi, harga ayam kampung melambung tinggi di pasar.

Harga satu ekor ayam kampung bisa tembus Rp 120 ribuan saat itu," kata Lambok.

Oleh karenanya, satu porsi ayam napinadar naik menjadi Rp40 ribu.

Selanjutnya, Lambok menyebut, orang yang memviralkan merupakan rombongan terdiri atas 10 orang.

Mereka memesan dua ekor ayam dan habis.

"Mereka makan 10 orang, masing-masing sepotong, berarti sudah Rp 400 ribu." ujarnya.

"Sementara, dua ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong."

"Delapan belas kali Rp 25 ribu, Rp 450 ribu. Jadi, Rp 850 ribu harusnya membayar."

"Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," ungkap Lambok.

Lambok mengaku, pihaknya memang salah karena tidak membuat daftar menu.

Namun, para pengunjung yang memviralkan itu juga salah, karena tidak menanya harga lebih dulu.

Lambok mengaku sedikit curiga, hal ini merupakan perbuatan pihak-pihak yang tidak suka terhadap mereka.

"Mereka juga enggak ada tanya harga."

"Heran, yang lain kenapa enggak komplain? Rumah makan orang tua saya berdiri sejak tahun 1993," kata Lambok.

Lambok mengatakan, setelah kejadian ini, mereka akan berusaha memajang daftar menu dan harga, memperbaiki pelayanan, serta mempertimbangkan untuk menata kembali harga.

Ia menambahkan, keluarganya tak sedikit pun ambil pusing dengan video viral yang menjelek-jelekkan rumah makannya karena menurutnya itu tidak benar.

(Tribunnews.com/Maliana, Tribunmedan.com/Dohu Lase)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini