TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Raja Kandang Wesi, Nurseno SP Utomo membantah jika mengajarkan aliran sesat.
Ia tak pernah melarang orang untuk salat.
Apalagi sampai mengajak orang menyimpang dari ajaran agama.
"Kalau saya ajak orang salat ke arah timur itu baru sesat. Silakan tanya ke warga di Tegalgede (Pakenjeng). Saya malah sering membantu pembangunan masjid," ujar Nurseno SP Utomo saat ditemui Kamis (23/1/2020) malam.
Ia mengatakan, merupakan warga Tegalgede sejak lahir.
Terkait adanya isu aliran sesat itu, Nurseno menanggapinya dengan santai.
Pemerintah dan aparat setempat juga sudah mengetahui aktivitas di kerajaannya.
"Saya malah sering menyebut tempat ini padepokan. Soalnya lebih banyak yang belajar bela diri (pencak silat). Orang Koramil juga sudah menghubungi saya, kok," ucapnya.
Selama Kerajaan Kandang Wesi berdiri, Nurseno SP Utomo menyebut tak meminta para muridnya untuk menolak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia malah mengajak untuk menjaga adat budaya bangsa demi keutuhan NKRI.
Baca: Usai Geger Sunda Empire, Ada Raja Kandang Wesi di Garut, Ini Pernyataan Sang Raja
Baca: Ladang Ganja Ditemukan di Kaki Gunung Guntur
Baca: Saksi Ahli Digital Forensik Ungkap Fakta Baru Video Vina Garut
"Saya tak punya anggota kerajaan. Tak pernah memungut iuran. Bisa dibuktikan itu semua. Kerajaan ini juga tidak ada urusan dengan agama, walau saya orang beragama," katanya.
Ia menyesalkan dengan isu yang berkembang ia mengajarkan aliran sesat hingga memungut iuran bagi yang ingin menjadi pengikutnya.
"Sudah jelas berbeda dengan Keraton Agung Sejagat yang memang menipu," ujarnya.
Dalam informasi yang beredar, Nurseno disebut pernah bekerja di perusahaan geothermal di Kamojang.