"Pemisahnya hanya jalan," sambungnya.
Menurut RT 02 RW 01, Yogi Subroto Hadi Hartono, pihak konsultan konstruksi dari Pollux Habibie Batam sendiri pernah membicarakan perihal pembangunan tembok pembatas ini.
Namun sayang, menurutnya konsultan Pollux tak terlalu komunikatif hingga beberapa keluh kesah warga tak tersampaikan dengan baik.
"Agak susah ditemui memang. Namun, saat pembangunan tembok itu warga dilibatkan," ungkapnya.
Insiden robohnya tembok pembatas Pollux Habibie Batam membuat warga Perumahan Citra Batam ketakutan.
Pasalnya, beberapa warga takut kejadian ini akan kembali terjadi.
"Masa proyek besar temboknya roboh? Paku buminya tak ada mungkin. Karena di sebelah sana, tembok seperti ini ada lagi," kata salah satu warga kepada Tribun Batam di lokasi sambil menunjuk jalan menuju gang tak jauh dari lokasi kejadian, Rabu (29/1/2020).
Warga ini pun mengatakan, kejadian ini sempat membuat banjir cukup tinggi, sehingga rumah warga di Blok C maupun Blok D RT 02 RW 01 digenangi air.
"Lihat saja itu, lumpurnya masih lengket. Macam air bah tumpah tadi banjirnya," tambahnya.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 01, Yogi Subroto Hadi Hartono mengatakan jika kerugian paling parah berada di Blok C.
Pasalnya, warga di sana tak dapat mengakses jalan masuk menuju rumah mereka akibat reruntuhan tembok masih menghalangi.
"Ada sepeda motor, mobil, dan alat elektronik. Namun tak ada korban jiwa," ungkapnya.
Pantauan Tribun Batam, di Blok C sendiri berjejer enam unit rumah. Tampak bebatuan berukuran besar masih menghalangi jalan sekitar rumah-rumah itu. (Tribunnews/TribunBatan/Ichwan Nur Fadillah)