Pertama, lokasi yang berada di jarak 20 meter sebelum Pos 2 dengan kelerengan sangat curam yaitu lebih dari 45 persen pada ketinggian 2.414 mdpl.
Kedua, jalur antara Pos 2 Pandean ke Pos 3 Batu Tulis dengan kemiringan lereng curam (25 – 40 persen) pada ketinggian 2.560 mdpl.
"Hal inilah yang yang menyebabkan aliran air hujan dari puncak Gunung Merbabu memiliki kecepatan tinggi," kata dia.
Sementara itu, kondisi tutupan vegetasi di sepanjang jalur pendakian Gunung Merbabu pasca-kebakaran sudah kembali pulih.
Meski demikian, jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo tetap dibuka untuk pendakian.
Nurpana pun mengimbau agar pendaki tetap berhati-hati dan waspada pada saat pendakian serta memperhatikan kondisi cuaca.
Pendaki juga diminta untuk menghindari titik-titik rawan aliran air di sepanjang jalur pendakian.
Selain itu, pendirian tenda hanya diperbolehkan di Pos 1 Dok Malang, Pos 3 Batu Tulis, dan Sabana 1.
"Pendaki dilarang mendirikan tenda di Pos 2," tegas Nurpana.
Selain itu, pelayanan pendakian Gunung Merbabu maksimal dilakukan hingga pukul 16.00 WIB.
Pasalnya, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang masih terjadi di kawasan Gunung Merbabu.
Sementara itu, BTNGMb akan membuat pengalihan jalur menuju Pos 2 Pandean untuk menghindari bahaya aliran air deras.
Pengelola juga akan memasang papan larangan mendirikan tenda di Pos 2 Pandean.
Sebelum mendaki, para pendaki akan diberikan briefing.
Untuk informasi lebih lanjut, para pendaki dapat menghubungi call centre humas BTNGMb di nomor 082136097272.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)