"Kejadiannya tgl 26 Januari 2020. Ada Puluhan orang dan banyak Anggota Polri dilapangan. Kenapa di ributkan sekarang. Padahal Polisi sudah menetapkan TSK. Mungkin ada yg terganggu pencitraannya. Atau ini Fight back terhadap pemberantasan Maksiat di Padang," tulis Andre, Selasa (4/2/2020).
Ia mengatakan, dirinya tidak ingin Kota Padang yang menjadi tempat kelahirannya bisa terkena azab dari Allah.
Sehingga, Andre bekerja sama dengan anggota kepolisian untuk memberantas adanya prostitusi online di Kota Padang.
"Demi Allah sy sbg yg lahir dan besar di Padang tidak ingin kota sy ini kena Azab Allah krn maksiat merajalela. Dan masyarakat juga byk melaporkan ke sy. Untuk itu sy bekerjasama dgn Polisi utk memberantas Prostitusi Online. Sy tidak mau menjadi Selemah2 nya Umat," lanjutnya, Selasa (4/2/2020).
Andre membantah, adanya upaya menjebak atau drama untuk menggiring opini di masyarakat terkait penggerebekan tersebut.
Menurutnya, di lokasi kejadian ditemukan kondom atau alat kontrasepsi yang masih utuh.
"Bagaimana mungkin ada “hubungan”atau “dipakai” seperti drama Penggiringan Opini yg dilakukan. Faktanya barang bukti Kondomnya masih utuh," tulis Andre, Selasa (4/2/2020).
Kronologi
Diketahui, Andre Rosiade, turut dalam peristiwa penggerebekan di sebuah kamar hotel bersama tim cyber Ditreskrimsus Polda Sumatera Barat, Minggu (26/1/2020) pukul 14.17 WIB.
Saat penggerebekan, ada seorang perempuan, N (26) bersama seorang pria ditemukan tanpa busana.
Karena terkejut saat dilakukan penggerebekan, perempuan tersebut bersembunyi di balik pintu kamar hotel.
"Tunggu dulu. Aku pakai baju dulu," ujar N, dikutip dari TribunPadang.com, Minggu (26/1/2020).
Panit II unit V Cyber Ditreskrimsus Polda Sumbar, AKP Indra Sunedi mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan adanya dugaan jaringan prostitusi online di Kota Padang.
Ia mengaku mendapat informasi dari Andre Rosiade bahwa ada prostitusi online di hotel itu.