Baru kenal kurang dari sebulan Ali Heri Sanjaya mengaku belum sebulan mengenal korban Rosidah.
9. Sering dipanggil boboho, gendut dan sumo
Saat di warung makan, Ali mengaku tidak ikut melayani pembeli.
Ia membantu untuk membuka warung saat pagi hari dan bersih-bersih warung.
Setelah pekerjaanya selesai, ia kembali ke belakang warung untuk tidur.
Selama kenal di warung makan, menurut Ali Heri Sanjaya, Rosidah beberapa kali mengolok-olok dirinya.
"Setiap saya ambil minum ke depan, di hadapan banyak orang, dia mengatakan awas ada sumo. Kan saya malu. Engga jadi ambil minum ke belakang lagi. Besoknya manggil boboho, gendut gitu. Sering itu. Itu bikin saya sakit hati," katanya.
Ali mengaku sudah berencana untuk membunuh Rosida karena sakit hati.
"Setelah membunuh, mungkin kalo tidak jerami saya tidak akan membakar. Saya bakar karena ada jerami dan untuk menghilangkan jejak. Itu saja," katanya.
10. Bom waktu
Betty Kumala Febriawati, psikolog RSUD Blambangan mengatakan pembunuhan yang dilakukan Ali Heri adalah bom waktu yang meledak karena ia lama menahan rasa sakit hati.
Hal tersebut membuat Ali Heri agresif hingga melakukan kekerasan fisik.
"Mengolok atau menghina seseorang entah itu tujuannya bercanda,adalah perilaku bullying. Itu bisa mempengaruhi kejiwaan seseorang," jelas Betty.
Jika tidak mengontrol emosi, menurut Betty, maka korban perundungan bisa melakukan perilaku agresif.
"Perilaku agresif ini ada agresif kekerasan fisik, kekerasan verbal, dan kekerasan seksual. Membunuh ini salah satu perilaku kekerasan fisik," jelasnya.
"Jika tidak terkontrol maka muncullah emosi seperti itu," katanya. (kompas tv/rahmawati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perundungan Berujung Maut, Gara-gara Panggilan Gendut"
>