"Kalau di kami wisman China dan Australia berimbang, sekitar 18 persen," ujarnya.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, membenarkan wabah corona ini menurunkan kunjungan wisman China ke Bali.
Cok Ace, sapaan akrabnya, menyebutkan pada 2019 turis Tiongkok mencapai 1.185.519 orang.
"Persentasenya 18,2 persen atau terbesar kedua setelah Australia pada 2019. Nah sejak merebaknya virus corona ini, tercatat 22 ribu wisman China batal ke Bali," ujar dia.
Baca: Ini 3 Hak WNI Eks ISIS Menurut Mantan Hakim Agung Gayus Lumbuun: Dia Punya Hak untuk Kembali
Baca: Update Terbaru Virus Corona - Jepang Laporkan 1 Orang Meninggal, Wanita Berusia 80 Tahunan
Sehingga untuk mengisi kekosongan ini, Bali harus mengembangkan potensi pariwisata baru yang selama ini belum tergarap dengan baik. Apalagi lokomotif ekonomi Bali pariwisata.
Ketua PHRI Bali ini menyebutkan, 70 persen PDRB Bali bersumber dari pariwisata.
"Kalau pertanian hanya 14 persen lebih itu pun turun dari sebelumnya sebesar 15,2 persen," katanya.
"Kemudian dari 70 persen itu, sebagian besar bersumber dari hotel dan restoran," imbuhnya.
Disebutkan, wilayah yang berdampak cukup signifikan adalah Kuta.
"Kalau dampak penurunan ke Ubud paling 3-5 persen, ke Sanur 10-12 persen, Nah ke Kuta ini cukup besar," ujar dia.
Mengingat ada titik-titik di Kuta yang 100 persen memang diisi wisman Tiongkok.
Penglingsir Ubud ini bahkan mendengar desas-desus pengusaha pariwisata di Kuta sedang ancang-ancang meliburkan karyawannya.
Ia pun berharap agar pemerintah melalui Kemenparekraf, bisa juga memikirkan solusi dan mencari jalan keluar bagi kondisi ini. Terkhusus bagi Bali, sebab sumbangan devisa Bali bagi pariwisata besar.
Baca: 199 Warga Jepang yang Dievakuasi dari Wuhan 30 Januari, Bebas Virus Corona dan Diperbolehkan Pulang
Baca: Korban Pertama di Jepang Meninggal Terinfeksi Virus Corona Ternyata Ibu Mertua Sopir Taksi Tokyo
Solusi Promosi ke Wilayah Potensial Lain