TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan UMKM di Balai Kelurahan Gesing, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (8/2/2020).
Kegiatan yang dilakukan adalah membuat kerajinan ikat celup dengan memanfaatkan pewarna alami dari hasil pertanian warga setempat, yakni kunyit.
Pelatihan diikuti oleh puluhan warga yang terdiri dari perkumpulan PKK dan kader posyandu.
Selama ini warga masih cukup terbatas dalam mengolah kunyit yang menjadi hasil pertanian di Kelurahan Gesing.
Berangkat dari hal itu, mahasiswa KKN UNS berinisiatif untuk mengadakan pelatihan UMKM sebagai upaya membantu menginisiasi produk baru di bidang UMKM, dan memberikan inovasi baru dalam pengolahan kunyit.
Proses pelatihan diarahkan oleh mahasiswa KKN UNS.
Cara Pembuatan Batik Celup
Membuat kerajinan batik celup dimulai dari membuat pola pada kain yang diikat dengan karet sesuai kreativitas pembuat.
Kain tersebut kemudian dimasukan ke dalam pewarna yang sudah disediakan.
Pewarna yang digunakan untuk mencelup kain tersebut terbuat dari bahan alami yang terdiri atas dua warna, kuning dan merah.
Warna kuning berasal dari kunyit yang sudah dihaluskan, sedangkan warna merah berasal dari kayu secang yang sudah dikeringkan.
Masing-masing direbus hingga berubah warna, kemudian didiamkan selama beberapa menit sampai dingin.
Setelah mendingin, ramuan itu disaring agar sari dari secang dan kunyit tidak menimbulkan bercak pada kain.
Pewarna pun siap digunakan.
Kain yang sudah selesai pewarnaan kemudian difiksasi menggunakan air tawas agar warnanya terkunci dan tidak luntur.
Lalu, jemur hingga kering.
Langkah terakhir, buka ikatan yang membentuk pola pada kain dan jadilah kerajinan ikat celup.
Dari kegiatan ini diharapkan kelompok UMKM Kelurahan Gesing dapat menindaklanjuti dengan menjadikan ikat celup sebagai salah satu produk hasil UMKM sehingga berdampak pada pemanfaatan kunyit yang optimal. (*)