TRIBUNNEWS.COM - Kepada sang kakak Annisa Ramadhani, salah satu korban selamat tragedi susur sungai mengaku masih trauma.
Tak hanya Annisa Ramadhani, beberapa murid SMPN 1 Turi juga masih merasa trauma akan tragedi susur sungai.
Kepada sang kakak, Annisa Ramadhani menceritakan detik-detik kegiatan susur sungai berubah menjadi petaka.
Annisa Ramdahani sendiri selamat dari tragedi susur sungai lantaran nekat membantah perintah sang pembina Pramuka.
Sayangnya, beberapa teman Annisa berakhir hanyut terbawa arus karena takut membantah perintah pembina Pramuka.
• 4 Fakta Terbaru Tragedi Susur Sungai, Termasuk Murkanya Sri Sultan Pada Kepsek: Tidak Ada Alasan!
• POPULER Kodir Selamatkan 20 Korban Susur Sungai, Aksi Heroiknya Bermula Saat Sedang Memancing
Atas trauma yang dialami oleh Annisa dan siswi selamat lainya kini SMPN 1 Turi memutuskan untuk melakukan tindakan terapi psikolog.
Beberapa tim gabungan untuk pemulihan kondisi psikologis siswi SMPN 1 Turi pun dikerahkan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam hal ini menerjunkan sedikitnya delapan pihak.
Di antaranya ada Tim Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Tim Psikolog Puskesmas Kabupaten Sleman dan wilayah DIY, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPKI) dan HIMPSI, Baznas Kabupaten Sleman, para tenaga relawan psikolog dari universitas, mahasiswa mapro dan S1 psikologi di universitas/perguruan tinggi, dan elemen lain yang terkait.
Banyaknya pihak yang terlibat untuk penyembuhan trauma yang dialami anak, diapresiasi orang tua dan kerabat.