TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini curhatan seorang istri yang tidak dibelikan makan suaminya menjadi viral di jagat maya.
Viralnya curhatan tersebut membuat para netizen menanggapinya dengan sesuka hati.
Ada yang beranggapan hal itu hanya perkara kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Terlebih sosok istri disalahkan karena tak memberi tahu suaminya untuk dibelikan makan.
Namun, banyak pula yang mendukung sang istri untuk bersabar dan memberi berbagai solusi.
Sejarawan feminis, Nadya Karima Melati turut menanggapi hal tersebut.
Nadya yang merupakan Co-Founder Support Group and Resource Center on Sexuality Studies itu mengaku curhatan istri tersebut bukanlah perkara komunikasi semata.
Menurutnya, curhatan itu merupakan contoh budaya patriarki yang masih melekat dalam diri suami.
Sang suami, merasa superior hingga tak mempedulikan keadaan istri yang kelaparan karena menunggunya.
Hal tersebut membuktikan adanya ketimpangan 'peran' dalam berumah tangga.
"Kita sudah nyaman dalam kondisi yang timpang dalam relasi suami istri."
"Kita pikir hal itu (perkara komunikasi -Red) sederhana, masalah yang private, padahal hal itu adalah masalah besar dan struktural," tegas Nadya kepada Tribunnews.com, Rabu (26/2/2020).
Wanita yang saat ini menetap di Jerman itu menuturkan komunikasi bukanlah permasalahan yang sesungguhnya.
Yang menjadi masalah adalah perlakuan sang suami yang tidak menghargai seorang istri sebagai manusia.