TRIBUNNEWS.COM - Kasus perundungan yang marak terjadi akhir-akhir ini membuat sejumlah masyarakat khawatir.
Pasalnya aksi perundungan yang menjadi ramai, lebih banyak ditemukan di lingkungan sekolah.
Padahal, sekolah merupakan tempat 'kedua' yang seharusnya bisa membuat anak menjadi lebih terdidik dan berkarakter baik.
Tak hanya sekali, kasus perundungan yang marak terjadi di sekolah menimbulkan kecurigaan.
Sebenarnya apa yang terjadi dan apa penyebab seorang anak menjadi pembully?
Persoalan bully-membully memang kompleks dan rumit.
Setiap anak yang menjadi pelaku bullying, bisa mempunyai alasan yang berbeda-beda, mengapa ia membully.
Untuk itu faktor penyebab seorang anak menjadi pembully juga bisa bermacam-macam.
Pengamat pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. turut menanggapi persoalan tersebut.
Baca: Maraknya Aksi Perundungan atau Bullying di Sekolah Coreng Dunia Pendidikan, Psikolog Ungkap Penyebab
Joko, sapaannya, membenarkan jika ada banyak faktor yang bisa dilihat mengapa seorang anak menjadi pembully.
Namun, yang ia tekankan adalah bagaimana upaya mengantisipasi supaya anak tidak menjadi pembully.
Joko yang juga menjabat sebagai Kaprodi Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris di UNS itu mengatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan.
Yakni bagaimana memperlakukan anak atau treatment, membuat lingkungan yang kondusif dan memberi keteladanan baik.
"Yang pertama ada treatment atau perlakuan," tutur Joko kepada Tribunnews.com, Rabu (26/2/2020).