TRIBUNNEWS.COM, UJUNG BULU - Masyarakat Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), menolak kedatangan kapal pesiar Coral Adventure Cruise Ship.
Kapal pesiar yang membawa turis dari Darwin Australia ini, rencananya bakal sandar di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bontobahari, Rabu (11/3/2020) mendatang.
Namun, beberapa hari sebelum sandar, masyarakat menyampaikan penolakannya.
Bahkan, Senin (9/3/2020), masyarakat membakar ban bekas di Pantai Bira, sebagai wujud penolakan kedatangan kapal pesiar tersebut.
Bukan tanpa alasan, warga takut ada turis asing yang terkena virus corona, dan kemudian menular ke masyarakat.
Baca: Belum Usai, Meski Hasil Tes Urine Negatif Narkoba, Ririn Ekawati Harus Tetap Lakukan 2 Tes Lain
Baca: Kronologi Lengkap Penangkapan Ririn Ekawati: Polisi Temukan 1 Barang Bukti Lagi di Rumah sang Artis
Apalagi rencananya, para turis ini bakal turun di tengah-tengah masyarakat, melihat proses pembuatan perahu pinisi.
Tokoh masyarakat Bontobahari, H Suwardi mengatakan, masyarakat Bontobahari menolak kedatangan para turis ini, apapun alasannya.
"Yang pasti masyarakat Bontobahari menolak ini, mereka takut apapun alasannya, karena kesehatan jauh lebih penting di atas segalanya," jelas dia.
Apalagi, lanjut pengusaha kapal Pinisi ini, tidak ada jaminan dengan alat pendeteksi para turis ini terbebas dari virus corona.
"Karena itu kami masyarakat akan memboikot dan mengadakan aksi penolakan. dengan adanya virus corona masyarakat sekarang ini resah bahkan takut," ujar dia.
Jalan-jalan di Bali
Pemandangan dan perlakuan berbeda terlihat saat kapal pesiar berbendera Norwegia, Viking Sun berlabuh di Pelabuhan Benoa, Bali.
Ratusan penumpang yang mayoritas warga negara asing diperbolehkan turun di Benoa, bahkan melancong dan jalan-jalan di pasar Badung.
Sebanyak 375 penumpang bahkan kembali ke negaranya masing-masing via bandara I Gusti Ngurah Rai.
Hal berbeda justru terjadi di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Baca: Gejala Infeksi Virus Corona Bisa Diketahui dari Jenis Batuk
Baca: Sabam Ajak Pemerintah Daerah dan Masyakarat Papua Bersatu dan Kompak
Kapal yang mengangkut 738 penumpang dan 400 kru itu merapat tapi para penumpang tidak diperkenankan turun.
Kepala cabang Cruise Asia by Destination Asia Yogyakarta, Nyoman Sudirman mengatakan kapal pesiar berbendera Norwegia itu bersandar untuk keperluan logistik.
Logistik itu digunakan untuk menempuh perjalanan selanjutnya.
"Hanya mengangkut logistik yang sudah disiapkan, penumpang tidak turun. Semua tur juga telah dibatalkan," ujarnya.
Kapal pesiar berwarna putih dengan lambung biru itu bersandar di Semarang pada Kamis (5/3/2020) pukul 17.30 WIB.
Pembatalan merapat dan menurunkan penumpang bagi Viking Sun ini menyusul kebijakan Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan surat penundaan sandar.
Surat ini dikeluarkan sebagai kesiapsiagaan Kota Semarang dalam menghadapi virus Covid-19.
Surat yang dibubuhi tanda tangan Wali Kota Hendrar Prihadi itu menerangkan bahwa seseorang yang memiliki riwayat perjalanan dari negara yang terjangkit wabah corona selama 14 hari terakhir disebut sebagai orang dalam pengawasan.
Baca: Syaiful Indra Dijadikan Kambing Hitam Kekalahan Arema FC atas Persib, Mario Gomez Beri Pembelaan
Baca: Tokoh Ulama Nasional Kumpul di Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon Bahas Intoleransi Ekonomi
Adapun pengecekan kesehatan di laboratorium membutuhkan waktu selama dua hari.
Sehingga Pemkot Semarang tidak memberi izin sandar kepada kapal pesiar yang sebagian besar turisnya berasal dari Inggris dan Amerika itu.
Nyoman Sudirman selaku operator tur wisata penumpang kapal pesiar, membenarkan batalnya penumpang Viking Sun turun dan berwisata di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Surat tidak diizinkan bersandar tersebut diterima pihaknya pukul 13.00 WIB dan segera disampaikan kepada awak kapal.
"Kami tidak dapat berbuat apa apa. Adanya hal ini kami harus membatalkan semua operasi seperti pemesanan bus-bus sebanyak 26 unit dan akomodasi lain," paparnya.
Ia mengatakan pihaknya tidak menerima laporan ada penumpang atau kru kapal yang mengalami sakit.
Bahkan dari informasi yang dia terima dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang, petugas telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh penumpang dan kru kapal.
Semua dinyatakan fit dan sehat.
Baca: 10 Anggota Polda Jabar Dipecat, Terlibat Kasus Narkoba, Penipuan hingga Perselingkuhan
Baca: Detik-detik Anak Punk Dibakar Hidup-hidup Hingga Nyaris Tewas, Curhatnya: Semoga Pelaku Tertangkap
Juru bicara pemerintah dalam penanganan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) Achmad Yurianto menyatakan, turunnya penumpang kapal Viking Sun di Bali sudah sesuai prosedur.
Ia menyampaikan hal itu saat menanggapi sudah diizinkannya kru dan penumpang kapal Viking Sun berlabuh di Bali.
"Berarti keputusan gubernur sudah dibuat. Tidak perlu saya masalahkan. Sudah dibuat keputusannya dan tentunya keputusan gubernur itu dibuat berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh dinas kesehatan. Kalau boleh turun berarti kan enggak ada yang ditangani," ujar Yurianto.
Saat ditanya mengenai dua penumpang yang sempat dilaporkan sakit, ia mengatakan jika seluruh kru dan penumpang kapal diizinkan turun maka dua penumpang yang sakit itu tidak mengidap covid-19.
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan virus corona tipe 2.
"Berarti dua yang sakit tidak terkait covid-19," lanjut dia.
Kepala KSOP Kelas II Benoa Agustinus Maun mengatakan para penumpang kapal berbendera Norwegia tersebut akan pulang melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Baca: Wapres Maruf Minta Dai Ikut Tenangkan Masyarakat di Tengah Situasi Virus Corona
Baca: BREAKING NEWS, Pemasok Narkoba ke Asisten Ririn Ekawati Ditangkap
"Dari semua penumpang, ada 375 penumpang yang turun di Pelabuhan Benoa dan mereka akan kembali ke negaranya melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai," ujarnya.
Sementara sebagian penumpang lainnya turun untuk melakukan aktivitas wisatawan seperti biasa.
Agustinus mengatakan, penumpang yang turun untuk jalan-jalan akan kembali dan menginap di kapal sebelum melanjutkan perjalanan besok sore.
"Yang saya tahu di kapal ada warga dari Amerika, Inggris, Kanada, Australia. Ada penumpang yang sudah melakukan persiapan kembali ke negaranya. Sementara yang lain melakukan aktivitasnya di Bali seperti biasa," ujarnya.
Agustinus menjelaskan, terkait dua orang di dalam kapal yang disinyalir suspect corona, melalui informasi dari pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, yang bersangkutan dinyatakan sehat.
Namun demikian, kata dia, tetap diberikan perhatian khusus dengan mengambil sampel swap untuk kemudian diperiksa di laboratorium guna memastikan kondisi dua orang tersebut.
"Menurut informasi teman-teman KKP, mereka berdua dinyatakan sehat. Walau dinyatakan sehat, untuk meyakinkan lagi teman-teman KKP mengambil sampel swap untuk dibawa ke lab. Orang itu sebenarnya sehat, masih ada di kapal," kata Agustinus. (TribunBulukumba.com/Tribun Network/adi/kps/wly)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Masyarakat Bontobahari Bulukumba Tolak Kedatangan Kapal Pesiar dari Australia