TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Beredar video viral yang mempertontonkan sikap arogansi seorang anggota DPRD Kota Medan dari Partai Amanat Nasional terhadap aparat Polsek Medan Area.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sumatera Utara, Yahdi Khoir langsung angkat bicara.
Ia menyesalkan perilaku kadernya yang sebagai anggota legislatif mengamuk kepada aparat kepolisian di rumah duka pasien dalam pemantauan (PDP) Corona atau Covid-19.
Yahdi mengatakan, bahwa kadernya tersebut tidak paham sebagaimana SOP yang telah dan seharusnya dilakukan terhadap pasien dengan gejala Covid-19.
Simak fakta-fakta berikut.
1. Tolak pemakaman sesuai SOP PDP Covid-19
Awalnya, seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 meninggal dunia, yang sebelumnya dirawat di IGD Rumah Sakit (RS) Madani, Medan, Sumatera Utara.
Kemudian, jenazah pasien dibawa ke rumah duka dan ramai dikunjungi para pelayat.
Baca: Rentan Tertular Corona, Pasien Cuci Darah Tuntut Rumah Sakit Sedikan Ruang Isolasi Khusus
Baca: Asri Welas Beri Himbauan Seluruh Karyawannya Bekerja dari Rumah di Tengah Wabah Corona
Baca: Ramalan Zodiak Hari ini, Selasa, 31 Maret 2020: Capricorn Merasa Jengkel, Aquarius Lebih Berani
Namun saat hendak dimakamkan sesuai SOP pemakaman Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, anggota DPRD Medan dari Fraksi PAN, Edi Saputra mengamuk.
Ia menolak pemakaman sesuai SOP PDP Covid-19.
Video ini beredar luas di berbagai media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat Edi secara lantang menyebutkan dirinya sebagai anggota DPRD Medan.
2. Tantang pihak kepolisian dan ASN
Ia kemudian menantang polisi yang bertugas melakukan pengamanan supaya prosesi pemakaman dilakukan sesuai SOP PDP Covid-19 untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait penyebaran virus corona walaupun hasil uji lab belum keluar.