Namun tetap tidak berhasil membujuk warga agar mengizinkan pasien tersebut turun di Pelabuhan Padang Bai.
"Akhirnya alternatif terakhir, speedboat harus bersandar di Pelabuhan Banjar Bias Desa Kusamba, meskipun dengan risiko cuaca dan gelombang besar karena sudah petang," ungkap Wayan Yadnya.
Setelah berkomunikasi dengan warga setempat, warga langsung menuju pesisir walau saat itu Pelabuhan Banjar Bias telah tidak beroperasi.
Baca: Penelitian Terbaru: 78 Persen Orang yang Positif Corona Tak Tunjukkan Gejala
Warga setempat, bersama polisi, TNI harus bergotong royong untuk membantu fastboat tersebut berlabuh secara darurat ke pesisir.
Saat itu tidak ada tangga, yang biasa digunakan untuk menyeberangkan warga dari boat ke pesisir.
Ibu pasien Ni Wayan Junianti pun harus menerjang ombak setelah turun dari fast boat.
Dengan tegar Junianti berjalan menyusuri air laut, hingga basah kuyup sembari terus mendekap putranya yang sudah dalam keadaan lemas.
Deva pun akhirnya berhasil dievakuasi ke RSUD Klungkung.
"Krisis pandemi global Covid-19 memberikan pelajaran sekaligus tamparan kepada kita. Bahwa disamping hilangnya sumber pendapatan atau ekonomi, ada beberapa pihak atau masyarakat apakah mungkin karena keterbatasan informasi, hingga hilang rasa empati dan prikemanusiaan," ujar Wayan Yadnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Bocah Sakit Demam Ditolak Warga Turun di Padang Bai, Terpaksa Berlabuh Darurat di Kusamba