TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta untuk membentuk tim independen untuk melakukan investigasi terkait kasus penembakan yang menewaskan dua warga di Mimika, Papua, 13 April 2020 lalu.
"Kami mendesak pemerintah segera membentuk tim independen untuk melakukan investigasi dan pemantauan atas peristiwa tersebut dengan melibatkan lembaga pengawas eksternal seperti KPAI, Komnas HAM, LPSK, Kompolnas," kata Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Yati Andriyani, melansir Kompas.com, Sabtu (18/4/2020).
Baca: PSBB di Jakarta Jadi Celah Bagi Perampok Beraksi, Sasarannya Minimarket
Diketahui, Eden Armando Bebari (19) dan Ronny Wandik (23) tewas tertembak dalam operasi Satgas TNI di Mile 4, area tambang PT Freeport Indonesia.
Kontras juga meminta Komnas HAM melakukan penyelidikan kasus independen untuk menelusuri dugaan pelanggaran HAM dalam kasus tersebut.
Selanjutnya, ia meminta agar proses hukum berlangsung akuntabel, adil, dan transparan.
Kontras juga mendorong Panglima TNI dan Kapolri memastikan proses hukum dengan tidak menutup-nutupi kebenaran kasus.
"Mendesak Panglima TNI dan Kapolri memastikan dan menjamin berjalannya proses hukum yang adil dan transparan atas kasus ini," ujarnya.
"Termasuk memastikan institusi TNI/Polri atau pihak-pihak dari Polri/ TNI tidak melakukan tindakan yang bertujuan untuk menutup pertangggunjawaban kasus ini sesuai ketentuan hukum yang berlaku," lanjut Yati.
Di saat bersamaan, Kontras meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan pendekatan militeristik untuk menjaga keamanan di Papua.
Menurut Yati, pemerintah pemerintah perlu mengedepankan dialog damai yang konstruktif dengan masyarakat di Papua.
"Mendesak presiden dan jajaranya menghentikan pendekatan keamanan dan militeristik di Papua. Melakukan dialog damai yang konstruktif dengan masyarakat Papua, termasuk menjamin ketidakberulangan pelanggaran HAM di Papua," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, dua warga Distrik Kwamki Narama, Mimika, Papua, Eden Armando Debari dan Ronny Wandik, tewas tertembak di Mile 34, area PT Freeport Indonesia, Mimika, Papua, Senin (13/4/2020).
Diduga, keduanya tewas tertembak dalam operasi Satgas TNI di area PT Freeport Indonesia.
Terkait kasus ini, Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab bersama Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw, bertemu keluarga dan kerabat korban di kamar jenazah RSUD Mimika.
Baca: Mata KSAD Berkaca-kaca Lihat Istrinya Menangis Dengar Curhat Perawat RSPAD Gatot Soebroto
Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab berjanji akan melakukan investigasi atas kasus tersebut.
"Ada petugas yang sudah ditunjuk untuk melaksanakan investigasi, sehingga bisa kita selesaikan dan tentu saja ada proses hukum yang berjalan," kata Pangdam, Selasa (14/4/2020).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kontras Minta Pemerintah Bentuk Tim Independen Investigasi Korban Penembakan TNI di Papua