Saat Surya.co.id memberitahu bahwa miras oplosan yang mencelakakan korban Sukarno itu dioplos dengan minuman teh, HD mengaku tidak tahu.
"Mungkin itu cara baru, " katanya seraya menambahkan peranah juga mencampur dengan lem.
Lem itu, selain sekadar dihirup saat minum miras, juga pernah dicoba dicampur dan diaduk dengan arak.
Kalau biasanya, hanya arak dicampur alkohol dan obat nyamuk lation, juga pil peredah kepala pusing.
"Kalau yang wajar-wajar, arak dioplos dengan minuman bersoda, " katanya.
Cuma Sekadar, Tak Bikin Onar
minum miras yang dioplos memang menjadi kebiasaan Sukarno dan kawan-kawannya.
Kebiasaan itu dilakoni saban seminggu sekali dan diakuinya tidak pernah mengganggu warga kampung.
"Tapi ya sekedar minum, tidak sampai membuat keonaran di kampung, " kata HD, kepada Surya.co.id, Selasa (21/4/2020).
Diakui ia juga terkadang mendapat undangan kecil-kecil dari sahabatnya itu untuk sekadar minum di desa tersebut.
Terkadang, katanya, kebisaan minum miras juga dilakukan di luar desa atau tempat lain.
Meminum miras bersama diakui hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk menciptakan keonaran di desa.
Kadang dilakukan lima teman, empat dan bahkan lebih dari lima.
"Minum di jalan desa ya biasa," ungkapnya.