TRBIBUNNEWS.COM - Tiga perawat di RSUD Bung Karno Solo, Jawa Tengah diusir oleh pemilik indekos di kawasan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Mereka kini terpaksa harus tinggal di lantai lima rumah sakit tempat mereka bekerja.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi video yang beredar di media sosial terkait pengusiran tiga orang perawat tersebut.
Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah tempat untuk tempat tinggal para tenaga medis di Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Selasa (28/4/2020).
Baca: Tampung Curhatan Warga soal Covid-19, Ponsel Ganjar Lebih Sering Berbunyi
Baca: Rekam Jejak Bupati Klaten Sri Mulyani: Dinasti Politik, Heboh Hand Sanitizer, Kini Ditegur Ganjar
Ia menambahkan, Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) sudah disiapkan untuk para tim medis apabila hal-hal semacam ini terjadi.
Selain itu, Ganjar juga meminjamkan hotel miliknya yang berada di Solo.
"Kalau nanti nggak sanggup, saya pinjami Bakorwil kami ada di sana."
"Saya juga punya hotel di Solo untuk bisa dipakai," ujar Ganjar Pranowo.
Ganjar mengaku telah menghubungi seluruh pihak termasuk pemilik kos, Siti Mutmainah.
Ia menceritakan, Siti Mutmainah meminta maaf kepadanya sembari menangis.
Baca: Ganjar Pranowo Tegur Bupati Klaten Soal Ada Stiker Wajah di Hand Sanitizer Bantuan
Baca: Reaksi Ganjar Pranowo Atas Pemberitaan Bupati Klaten Sri Mulyani yang Nampang di Barang Donasi
Mutmainah bercerita kepada Ganjar bahwa sang suami sedang sakit dan mengaku takut dengan adanya virus corona (Covid-19).
"Nangis-nangis di depan saya minta maaf. Maksud saya tidak begitu pak. Lah Anda kan bidan? Suami saya ketakutan pak."
"Saya sebagai istri bagaimana pak. Sudah saya jelaskan semua ke suami saya. Lah wong saya bidan juga mengerti," cerita Ganjar sembari menirukan perkataan Siti Mutmainah.
"Faktanya sudah diusir atau pergi dari kos itu," ucapnya.
Ganjar Pranowo juga menyinggung mengenai profesi Siti Mutmainah yang sehari-hari bekerja sebagai bidan.
Ia menegaskan bahwa Siti juga bisa tertular Covid-19 dari pasiennya.
"Terus kemudian saya sampaikan, 'Bu jenengan bidan nulungin orang babaran (anda kan bidan menolong orang lahiran) dan yang lahiran itu OTG dan ibu tertular apa ibu mau disingkirkan begini'. 'Nangis gero-gero' (tersedu-sedu) ibunya," papar Ganjar.
Direktur RSUD Bung Karno Solo, Wahyu Indianto mengatakan, ketiga perawat tersebut untuk sementara tinggal di lantai lima yang sudah dipersiapkan oleh pihak rumah sakit.
Menurut Wahyu, di lantai lima dapat digunakan untuk menampung sekitar 40 orang.
Baca: Viral 3 Perawat Diusir dari Kos & Tinggal di RS, Rudy Walkot Solo Murka: Itu Sudah Keterlaluan!
Baca: Warga Solo Ini Akui Malas Lihat Anak Presiden Klemak Klemek, Kaesang Tertawa Disebut Mirip Ini
"Sekarang mereka tinggal sementara di rumah sakit."
"Di sana masih ada ruang yang bisa dipakai untuk menampung mereka," tutur Wahyu Indianto, Senin (27/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia menganggap, ketakutan warga terhadap keberadaan tiga perawat tersebut tidak masuk akal.
Sebab, mereka sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dengan alur yang jelas saat menangani pasien.
"Keluar masuk area isolasi sudah mandi. Karena alurnya sudah jelas."
"Jadi, ketakutan warga itu tidak masuk akal," ungkapnya.
Baca: Kisah Sedih 3 Perawat RSUD Bung Karno Solo, Diusir dari Indekos,Hingga Direktur RS Buka Suara
Baca: 5 Tahun Terakhir Belum Mudik, Perawat Ini Malah Meninggal karena Virus Corona di Perantauan
Wahyu sangat menyayangkan reaksi berlebihan dari warga tersebut.
Terlebih, mereka selama ini sudah berjuang untuk membantu keselamatan para pasien yang sakit.
Sementara itu, Siti Mutmainah buka suara terkait kabar yang beredar mengenai dirinya.
Siti Mutmainah mengaku telah berkomunikasi dengan tiga perawat tersebut perihal rencana pindahan.
Tiga perawat tersebut bernama Intan, Rahma, dan Siska.
Selain itu, Siti juga membantah telah mengusir mereka dari indekos miliknya.
Siti menambahkan, ketiganya diminta untuk pindah tempat tinggal tanpa adanya paksaan.
Baca: Cerita Perawat Pasien Covid-19 Tahan Dahaga di Balik Panasnya Baju Hazmat Selama 8 Jam
Baca: Menu Takjil untuk Buka Puasa: Bakwan Kelapa Jagung hingga Es Degan Cocopandan Squash Pelepas Dahaga
Menurutnya, karena demi keamanan bersama dan mereka mendapatkan tempat yang lebih aman.
"Saya WA kepada anak-anak itu, dengan berat hati dan demi keamanan bersama, untuk pindah ketempat yang lebih aman," ucap Siti, Selasa (28/4/2020), dilansir oleh TribunSolo.
"Tidak ada pemaksaan dan pengusiran," imbuhnya.
Kemudian, ketiga perawat tersebut merespon pesan yang dikirimkan Siti.
"Iya bu, nanti tidak apa-apa, nanti barang-barangnya kami ambil" kata Siti menirukan balasan WA tersebut.
Siti mengatakan, tiga perawat itu mulai mengemasi barang bawaannya yang ada di kos.
Adapun Intan yang sudah lama menempati kos tersebut sempat menyicil barang bawaannya dengan aplikasi ojek online.
Baca: 3 Perawat RSUD Bung Karno Solo yang Diusir dari Tempat Kos Kini Tinggal Sementara di Rumah Sakit
Baca: Sempat Jalani Perawatan di Wisma Atlet, Andrea Dian Saksikan Kejadian Pasien Gigit Tangan Perawat
"Sorenya sekitar jam 16.00 WIB, ada sebuah mobil elf dan ambulance datang ke kos dan ambil sebagian barangnya yang masih tersisa," ujarnya.
Saat proses pengambilan barang tersebut, ada orang merekam sehingga menjadi viral di media sosial.
Ia menjelaskan, ada perwakilan dari RSUD Bung Karno Solo saat proses pindahan kos itu.
Perwakilan RSUD Bung Karno memberitahukan jika tiga perawat itu menempati mess yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
"Kami diberitahu jika RSUD Bung Karno menyiapkan tempat untuk perawat."
"Dan kami sudah mengucapkan terimakasih dan minta maaf kepada anak-anak dan manajemen RSUD," papar Siti.
Siti pun menyampaikan, tidak ada maksud untuk mengusir mereka.
Serta dirinya merasa bersyukur karena manajemen rumah sakit memberikan tempat kepada perawat sehingga lebih aman.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin) (Kompas.com/Kontributor Solo, Labib Zamani) (TribunSolo.com/Agil Tri)