Bupati menjelaskan kurang lebih ada 13 ribu tempat ibadah di Banyumas dan sebagian besar sudah mematuhi protokol kesehatan yang diminta oleh pemerintah.
"Saya juga kaget tahu-tahu ada satu masjid yang mau merobohkan masjidnya dan mau membongkar masjidnya sendiri.
Kami hanya menjalankan tugas mengimbau dan meminta kepada masyarakat dan inikan untuk kepentingan masyarakat sendiri," ujarnya.
Bupati dengan gamblang mencontohkan kasus yang sudah terjadi di Kelurahan Kober, Purwokerto Barat dimana berawal dari satu jamaah dari Klustur ijtima Gowa.
"Akibatnya adalah ada sekitar 14 yang positif.
Apa tidak kasihan, hanya karena satu kemudian masyarakat lain terjangkit, apa tidak egois dan dipikir baik-baik," terangnya.
Bupati juga menegaskan dan mempertanyakan bahwa masjid tersebut punya salah apa sehingga harus dibongkar.
"Wong itu kan sementara sampai ini (corona) selesai, katanya Juni kan selesai.
Kalau ini selesai kan bisa dipakai lagi, kalau covid-19 ini selesai kemudian masjidnya sudah dibongkar lalu mesti membangun masjid lagi akan membuang duit lagi," tandasnya.
Oleh karena itu bupati mengajak supaya berpikir yang jernih, menggunakan logika dan nalar serta jangan emosional.
Takmir Minta Maaf
Informasi terbaru, Takmir Masjid Al Mubarok telah melakukan klarifikasi dan meminta maaf setelah viralnya surat edaran pembongkaran masjid di media sosial.
(Permata Putra Sejati)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul MUI Banyumas: Viralnya Surat Rencana Perobohan Masjid Al Mubarok Menimbulkan Emosi