Hasilnya diketahui sembilan orang merupakan penduduk Asahan dan sisanya warga Tanjungbalai.
Demi mengantisipasi penyebaran Covid-19, maka para TKI ilegal itu kemudian dibawa ke Posko Induk Karantina Gugus Tugas Kota Tanjungbalai untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan suhu tubuh.
"Semuanya sehat dan tidak terindikasi covid-19," ujarnya.
Berdasarkan pengakuan salah seorang TKI ilegal, Mariana (54), dirinya sudah dua hari ini berada di hutan bakau pantai Sei Sembilang, menunggu kapal yang akan menjemput mereka.
Para TKI ilegal itu mengaku tertipu, karena sudah membayarkan sejumlah uang kepada tekong kapal agar bisa menyebrang dari Malaysia ke tujuan asal namun justru ditelantarkan.
Mariana meninggalkan Malaysia dan memilih pulang ke kampung halamannya di Asahan, lantaran tidak lagi bekerja sejak negeri jiran tersebut memberlakukan lockdown.
"Sudah dua hari diturunkan kapal tekong di sana. Pas di sana, katanya ada kapal lagi yang mau jemput kami, makanya kami mau diturunkan di sana.
Ada tiga kali kami dioper ke kapal lain di tengah laut, sejak dari Malaysia," ungkap Mariana.
TKI ilegal yang berhasil diselamatkan pasca-ditemukan terlantar tersebut, menunggu jemputan dari pemerintah masing-masing untuk bisa kembali berkumpul dengan kekuarga.(ind)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul 13 TKI Ilegal yang Baru Pulang Dari Malaysia Nyaris Mati Kelaparan di Hutan Bakau