TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Polisi menggelar prarekonstruksi pembunuhan sadis di Percut Sei Tuan, Deli Serdang
Prarekonstruksi itu berlangsung di Komplek Cemara, Jalan Duku Kecamatan Percut Seituan pada Kamis (7/5/2020).
Dalam prarekonstruksi itu, bukan hanya Michael saja yang diborgol.
Namun ada beberapa orang yang diborgol juga dan segera dibawa ke TKP di Jalan Duku.
Para pemeran dalam prarekonstruksi ini tiba, setelah mendapat pemeriksaan di Mapolsek Percut Seituan.
Dengan menggunakan kendaraan petugas Polsek Percut Sei tuan, para saksi dan terduga pelaku diboyong ke lokasi kejadian.
Baca: Kepala Daerah Politisasi Bansos, Ketua Komisi II DPR: Itu Praktik yang Konyol
Baca: Toko-toko di Jepang Perlahan-lahan Mulai Buka Kembali Kamis Ini
Baca: Deretan Fakta Unik Ethiopia, Negara yang Memiliki 13 Bulan dalam Setahun
Sejumlah petugas sedang berada di lokasi kejadian memantau prarekonstruksi yang sedang terjadi.
Dalam kegiatan tersebut, beberapa kali petugas mengatakan kepada terduga untuk melakukan sesuai dengan apa yang sebenarnya dilakukan.
Saat dimintai keterangan dari Kapolsek Percut Seituan Kompol Aris Wibowo mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan sebab hal ini masih sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Kita masih lakukan pemeriksaan, saat ini kita akan lakukan prarekonstruksi di lokasi kejadian," ujar Kompol Aris Wibowo saat disambangi di MapoBukan hanya warga, para warga juga ikut melihat prarekonstruksi ini.
Hingga saat ini, proses prarekonstruksi masih berjalan.
"Kita belum bisa kasih keterangan, ya. Nantilah, kalau dah terkumpul datanya, kita akan berikan ya," sambungnya.
Pada saat rekonstruksi ini, Michael (22) memperagakan bagaimana pembunuhan sadis itu terjadi.
Michael bersama korban Elvina sambangi rumah Jeffry, dan dialah yang langsung membuka gerbang.
Michael yang mengendarai sepeda motor langsung memarkirkan sepeda motornya di depan rumah tersebut.
Saat berada di lokasi, wajah Michael tampak lemas dan dengan tangan terborgol, dia kesulitan memperbaiki celana yang dia kenakan.
Tanpa mengenakan sandal atau alas kaki, semua yang terlibat dalam prarekonstruksi ini berada di lokasi.
Saat mereka tiba di lokasi, tetangga maupun warga sekitar langsung datang dan padati lokasi kejadian.
Setelah reka peristiwa tersebut, perjalanan reka kejadian dilanjutkan di dalam rumah.
Dari dalam rumah, para petugas meminta agar para pemerannya melakukan sesuai dengan apa yang mereka lakukan.
BEGINI Isi Surat Cinta Michael yang Terganjal Restu, ‘Saya Mencintai Elvina Sehingga Saya Membunuh’
Kasus pembunuhan yang terjadi di sebuah rumah di Jalan Duku Komplek Cemara Asri, Kecamatan Percutseituan, Rabu (5/6/2020) malam, diduga karena motif asmara.
Polisi sudah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian.
Satu di antaranya, selembar surat cinta yang diduga dituliskan terduga pelaku Michael (22) untuk korban Elvina (21).
Diketahui korban Elvina, warga Jalan Pukat 4 Medan, menjalin hubungan asmara dengan Michael, warga Jalan Garuda Kelurahan Bantan Timur. Namun, hubungan itu terganjal restu dari pihak keluarga.
Keduanya datang ke rumah Jefri (24) di Komplek Cemara Asri.
Tak lama kemudian, Jefri pergi sejenak keluar, meninggalkan pasangan kekasih ini di rumahnya.
Nahas, begitu kembali ke rumah, Elvina ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.
Sementara Michael pingsan diduga karena menenggak cairan anti nyamuk.
Kejadian tersebut diduga dilatarbelakangi asmara.
Dugaan itu menguat setelah ditemukannya sepucuk surat cinta di lokasi kejadian.
Dari isi surat cinta itu, diketahui hubungan asmara keduanya tidak mendapatkan restu dari pihak keluarga.
'Saya sangat mencintai Elvina, sehingga saya membunuh. Karena pihak dari keluarga tidak menyetujui saya. Saya mau bunuh diri, saya cinta Elvina," demikian tulisan di kertas tersebut.
Informasi yang dihiumpun Tri bun-Medan.com, pesan cinta itu dituliskan di atas kertas putih yang tersobek sedikit.
Surat itu ditemukan petugas di lantai saat melaksanakan olah tempat kejadian (TKP).
Diduga pelaku menuangkan isi hatinya sebelum mencoba bunuh diri.
Selain menuliskan kata-kata, Michael juga membubuhkan lambang cinta (love) di bagian terakhir surat itu.
Selain surat cinta, polisi juga menyita barang bukti lainnya berupa dua bilah pisau, sebuah martil, sebuah kardus.
Ada juga ponsel yang terbakar di dalam plastik, sebuah lakban, dan botol anti nyamuk semprot.
Kapolsek Percutseituan Kompol Aris Wibowo mengatakan, pihaknya mendapat informasi ditemukan dua orang di dalam satu rumah dengan kondisi bersimbah darah.
"Tadi kita dapat informasi bahwa ditemukan dua orang di dalam satu rumah. Salah satu sudah meninggal dunia, dan satu orang lagi masih kita dalami," ujarnya.
Lanjut polisi berpangkat melati satu di pundaknya ini, pihaknya membawa keduanya ke RS Bhayangkara Medan.
"Kedua orang ini kita bawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi terhadap korban. Ada satu perempuan dan satu laki-laki. Sementara kita lakukan autopsi dulu luka-lukanya baru kita tentukan hasilnya," ungkapnya.
Lebih lanjut lagi, Kompol Aris menguraikan kronologi kejadian berdarah tersebut.
Pada Rabu (6/5/2020) sekitar pukul 14.00 WIB, terduga pelaku Michael (22) bersama kekasihnya, Elvina mendatangi rumah Jeffry (23) di Jalan Duku Komplek Cemara Asri.
Jeffry merupakan teman Michael.
Setelah keduanya datang, Jeffry kemudian meninggalkan mereka di rumahnya.
Tidak begitu lama, Jeffry kembali ke rumahnya dan dia mendapati Elvina sudah meninggal. Sementara Michael dalam keadaan pingsan.
"Sekitar pukul 14.15 WIB, Jeffry kembali menuju ke rumahnya. Sesampainya di rumah, dia melihat Elvina sudah meninggal dunia dan Michael dalam keadaan pingsan," lanjutnya.
Sontak, Jeffry menghubungi orangtuanya, Tek Sukfen (56) yang juga pemilik rumah.
Jeffry pun memberitahu peristiwa tersebut kepada Jenny (46), orangtua Michael, bahwa anaknya dalam keadaan pingsan.
"Jenny tiba di rumah tersebut dan langsung berikan kabar kepada Yunan (48), orangtua Elvina," sambungnya.
Setelah kabar tersebut sampai kepada orangtua korban maupun terduga pelaku, petugas dari Polsek Percutseituan langsung meluncur ke lokasi kejadian.
"Personel Polsek Percut Seituan dan Tim Inafis Polrestabes Medan menuju lokasi kejadian dan melakukan olah TKP," lanjutnya.
Di lokasi, para petugas melakukan pemeriksaan terkait kejadian tersebut dan segera memasang garis polisi di lokasi.
Untuk sementara waktu, korban maupun yang diduga pelaku sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Setelah melakukan olah TKP, kita membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan visum et repertum dan mengamankan Michael bersama para saksi ke Polsek Percuseituan," sambungnya.
Dari TKP, para petugas mendapati sejumlah barang bukti berupa sepeda motor, dua bilah pisau, selembar kertas surat cinta, martil, helm warna hitam, dan kardus.
“Ada juga masker, pulpen, lakban, botol hit dan stela, empat unit handphone, pakaian, HP terbakar di dalam plastik, serta Sim A dan C," lanjutnya.
Kemudian, Kompol Aris juga mencantumkan nama beberapa saksi.
"Saksi-saksinya adalah Jeffry (teman Michael), Ten Sukfen (pemilik rumah), Jenny (orang tua Michael), Yunan (orang tua Elvina), dan Antoni (tetangga),” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah warga setempat menyebutkan korban dibunuh dengan cara mengenaskan.
"Pacarnya laki-laki minum obat nyamuk. Ceweknya penuh luka, sempat dimasukkan ke dalam kardus," kata warga.
(Maurits Pardosi)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Prarekonstruksi Pembunuhan Sadis di Cemara Asri, Warga Padati Lokasi Penasaran Lihat Tersangka