TRIBUNNEWS.COM, BADUNG - Beberapa cara tak biasa dilakoni sejumlah turis di Bali demi bisa menikmati pantai.
Padahal, untuk mencegah penyebaran Covid-19, akses masuk ke semua pantai di Bali ditutup.
Tampaknya, niat para turis itu ke pantai terlalu besar hingga penutupan akses itu disiasati lewat sejumlah cara tak lazim.
Kepala Satpol PP Badung, I Gusti Ketut Suryanegara mengaku kesulitan mencegah perilaku tak disiplin para turis ini.
Sebab selama ini tidak ada sanksi yang diterapkan kepada mereka yang tetap ngeyel masuk ke pantai.
"Karena memang kita enggak bisa beri sanksi, memang niatnya betul-betul besar ke pantai," kata Suryanegara saat dihubungi, Senin (11/5/2020) sore.
Ia mengatakan, para WNA ini rela melakukan apa saja demi masuk ke area pantai.
Ada dari mereka yang menyeberangi sungai hingga menerobos semak-semak.
"Kalau kena gigit ular atau duri ya risiko sendiri lah mereka," katanya.
Para turis asing masuk ke pantai sebelum para petugas atau penjaga datang. Mereka kemudian keluar area pantai saat petugas mulai berdatangan.
Menurut Suryanegara, setiap hari ada saja satu atau dua orang yang menerobos masuk ke pantai.
Secara terpisah, Kepala Satpol PP dan Damkar Klungkung Putu Suarta mengatakan, di daerahnya sudah tak ada lagi laporan wisatawan yang nekat surfing.
Petugas terus melakukan penjagaan dan pemantauan aktivitas warga di pantai.
"Sudah sepi, enggak ada lagi yang datang, sudah kita pantau terus kok," ujar Putu melalui pesan WhatsApp. (Kontributor Kompas.com Bali, Imam Rosidin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seberangi Sungai dan Semak Belukar, Turis di Bali Nekat Lakukan Apa Saja agar Bisa ke Pantai"