News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan Anak di Bantaeng

Motif Pembunuhan Anak Kandung oleh Keluarga, Malu karena Korban Berhubungan dengan Sepupu Sendiri

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Begini motif pembunuhan anak kandung oleh keluarga di Bantaeng, malu karena korban telah berhubungan dengan sepupunya sendiri.

TRIBUNNEWS.COM - Motif pembunuhan anak kandung oleh keluarga di Bantaeng, Sulawesi Selatan, terungkap.

Penyebab ROS (16) tewas karena keluarga merasa malu gara-gara korban menjalin hubungan dengan seorang pria bernama Usman alias Sumang (45), yang merupakan sepupu sendiri.

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, korban diketahui telah melakukan hubungan badan dengan Usman.

"Ternyata motifnya adalah kasus Siri, dimana para tersangka ini merasa malu setelah mengetahui bahwa korban telah melakukan hubungan badan di luar nikah dengan seorang pria sehingga para tersangka ini menganiaya korban hingga tewas," terang Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri, melalui pesan singkat, Senin (11/5/2020).

Mayat korban ROS (16) ditemukan di rumah terduga pelaku di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Kemudian di evakuasi ke RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng, Sabtu (9/5/2020). (Polres Bantaeng)

Mengutip Tribun Bantaeng, Siri merupakan bahasa Bugis-Makassar yang berarti keadaan tertimpa malu atau terhina dalam masyarakat.

Baca: Pembunuhan Kejam Gadis di Medan, Kelabui dengan Surat Cinta Palsu lalu Disetubuhi Pacar saat Pingsan

Baca: Pelaku Pembunuhan Anak Kandung di Bantaeng Sempat Sandera Warga yang Melintas, 1 Orang Luka Parah

Tak hanya membunuh ROS, satu keluarga di Bantaeng juga menyandera Usman dan Irfandi (18).

Setelahnya, Darwis (50), ayah korban, keluar dan membacok seorang warga yang melintas, Enal.

Diketahui, Enal dan Usman mengalami luka.

Luka paling parah didapat Enal, ia mengalami sobek di bagian kepala akibat sabetan parang.

Sementara Usman mendapat luka gores di bagian telinga dan Irfandi tidak mengalami cedera apapun.

"Kerasukan satu keluarga, sandera orang, dan sembarang mereka ngomong," ujar Ahmad, warga sekitar yang juga saksi mata, Minggu (10/5/2020), dilansir Kompas.com.

Ketika tiba di lokasi kejadian, aparat keamanan melakukan negosiasi.

Proses negosiasi tak berjalan lancar karena Darwis mencoba bertahan di dalam rumah sambil menenteng senjata tajam dan berteriak.

Polisi kemudian masuk dan menangkap pelaku secara paksa.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini