Saat hendak memakamkan bayi tersebut, Wisnu dan tim harus kembali berjuang untuk masuk ke dalam pemakaman.
Mereka harus melalui medan yang cukup sulit, karena lokasi pemakaman penuh batu nisan yang dinaungi bangunan-bangunan kecil.
"Tapi ternyata medannya cukup sulit, sulitnya itu karena penuh dengan cungkup (kuburan permanen)."
"Jadi kita hanya bisa melewati celah-celah sempit, merangkak bahkan, merunting atau mengestafetkan peti," terang Wisnu.
Meski peti tidak besar dan bisa diangkat satu orang, namun tim tetap melakukan estafet lantaran medannya yang sangat sempit.
Baca: Cerita Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19: Mandi Bisa Berkali-kali Sebelum Ketemu Keluarga
Pemakaman paling berat
Wisnu dan timnya mengaku, pemakaman bayi yang masih berusia 10 hari itu sangat berat.
Pasalnya, ia dan timnya tak menyangka akan menguburkan seorang bayi yang masih berusia 10 hari.
"Secara psikologis iya, tetapi secara fisik ada yang jauh lebih berat," kata Wisnu.
"Memang itu membuat kaget lah bagi kita, kok anak, bayi bahkan, kok sampai sudah terkena," imbuhnya.
Wisnu juga mengungkapkan suasana haru saat seorang anggota di timnya menahan tangis ketika mengazani bayi tersebut.
"Satu relawan yang mengazani pun sempat nggak bisa menahan perasaan, hampir nangis lah, kami semua trenyuh karena kami semua punya anak," ucap dia.
Baca: Ketika Pengantar & Sopir Ambulans Jenazah Covid-19 Pilih Rahasiakan Pekerjaan dari Istri yang Hamil
Coretan pada baju hazmat
Ada yang menarik perhatian saat menyaksikan foto yang diunggah akun @Lekday.