Suasana baru terlihat pada wajah para pelayat yang tiba di areal pemakaman.
Warga sekitar yang datang ke lokasi pemakaman tersebut menyampaikan bahwa kedua anak tersebut adalah anak yang periang dan baik hati.
"Pemakaman ini kita lakukan bagi kedua cucu saya itu pada satu liang lahat dengan posisi memanjang," ujar Zainal Abidin (65), kakek kecua bocah tersebut.
Terlihat warga ikut serta dan ambil bagian dalam acara pemakaman tersebut.
Isak tangis pun telah terdengar saat berada di rumah duka.
Ibu kedua bocah tersebut tertunduk saat berada di rumah duka. Dia mencoba menceritakan kisah penemuan jasad kedua bocah tersebut.
Namun cerita itu sontak terhenti akibat dia tidak sanggup dan terlihat lemas. Hingga acara pemakaman, ibu kedua bocah ini tetap terdiam di rumah duka.
Mengetahui kekejaman perlakuan suaminya yang tega membunuh anak tirinya, dia pun hanya sanggup terdiam dan tak kuasa menahan sedih.
"Aku pun enggak nyangka dia itu setega itu," ujar Fathuljanah, ibu kedua bocah tersebut.
Bukan hanya Fathuljanah, Zainal Abidin juga menyampaikan hal sama.
"Sadis sekali. Dan bahkan dia juga pernah mau bunuh istrinya itu, putriku Fathuljanah. Dia dicekik dan dikira si Rahmad ini sudah mati. Kami mau laporkan tapi istrinya menahan kami. Kalau istrinya bilang gitu, ya kami pun engak melanjutkan lagi lah kan," tambah Zainal Abidin.
Pemakaman kedua bocah tersebut berakhir dan semua warga yang sudah berkumpul secara berangsur kembali ke rumah masing-masing.
Sebelumnya, polisi melaksanakan prarekonstruksi kasus pembunuhan dua anak yang dilakukan ayah tiri di kawasan sekolah Global Prima, Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Medan, Senin (22/6/2020).
Pengakuan Istri Dicekik, Mau Dibunuh