TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Karyono Widodo (46), pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar, Kompol Busroni, ternyata baru keluar dari penjara pada Juli 2019 atas kasus terorisme.
Selama ini, pelaku tinggal di rumah milik orangtuanya di Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun.
"Terduga sejak kecil ya tinggal di sini. Ini rumah orangtuanya. Tetapi, bapaknya sudah
meninggal dunia. Sedangkan ibunya sudah sepuh dan sekarang tinggal bersama adik Widodo," kata petugas keamanan RT setempat, Didit Naryanto, Senin(22/6).
Didit merupakan petugas keamanan di perumahan, sekaligus tetangga terduga pelaku
penyerangan.
Rumahnya persis berada di samping rumah Karyono Widodo. Didit mengatakan, Karyono yang biasa dipanggil Widodo memang jarang pulang ke rumah. Informasi yang dia dapat, Widodo pergi ke Kalimantan dan Sumatera.
Baca: Bupati Karanganyar Angkat Suara Soal Penyerangan yang Menimpa Wakapolres
Baca: Mengungkap Misteri Secarik Kertas Milik Pelaku Penyerangan Wakapolres Karanganyar
Baca: Wakapolres Karanganyar Diserang, Pelaku Tewas Ditembak, Buku dan Kertas di Lokasi Jadi Misteri
Pada Juli 2019 lalu, Widodo keluar dari penjara dalam kasus terorisme. Widodo pulang diantar petugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sejak itu, Widodo tinggal di rumah orangtuanya di Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun.
"Juli 2019 setelah lepas dari Lapas. Widodo ini pulang ke sini, yang mengantar petugas BNPT," ujarnya.
Namun, Widodo hanya beberapa bulan tinggal bersama ibunya di rumah tersebut. Pada akhir tahun 2019, Widodo kembali menghilang dan pergi dari rumah.
Sejak saat itu, para tetangga tidak mengetahui keberadaan Widodo. Hingga akhirnya ramai diberitakan bahwa Widodo baru saja melakukan penyerangan terhadap polisi di Karanganyar.
Didit menuturkan, Widodo dikenal sebagai sosok yang pendiam dan agar tertutup dengan tetangganya. Tidak banyak tetangga yang akrab dengan Widodo.
"Yang sering berbincang dengan Widodo ya saya, karena memang rumahnya dekat. Kalau sama orang lain, kalau enggak ditanya ya diam," katanya.
Ia mengatakan, Widodo sempat bekerja sebagai penjaga kolam ikan di dekat rumah.
Namun tidak lama karena Widodo kerap bepergian ke luar pulau. Didit menambahkan, sejumlah warga berharap agar jenazah Widodo tidak dimakamkan di Madiun, karena saat ini masih masa pandemi Corona.