News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Subak Bali, Warisan Dunia UNESCO Sejak 2012 yang Kini Dikenalkan Goodle Doodle

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi situs warisan dunia di Indonesia yaitu Sistem Subak Bali.

Irigasi Subak (palemahan) memiliki fasilitas pokok yang berupa bendungan air (pengalapan), parit (jelinjing), serta sarana untuk memasukan air ke dalam bidang sawah garapan (cakangan).

Subak dianggap sebagai cerminan dari filosofi Bali kuno Tri Hita Karana.

Dengan ‘Tri’ yang berarti tiga, ‘Hita’ yang berarti kebahagiaan dan/atau kesejahteraan, serta ‘Karana’ yang berarti penyebab.

Maka arti dari Tri Hita Karana dapat disimpulkan sebagai ‘tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan’.

Adapun ketiga hal ini diaplikasikan di dalam sistem Subak sebagai:

  • Parahyangan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan
  • Pawongan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama
  • Palemahan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungan
Tri Hita Karana (medium.com)

Baca: 8 Kuliner Khas Bali Paling Populer untuk Menu Sarapan

Baca: 24 Situs Warisan Dunia UNESCO ini Terancam Hancur Gara-gara Konflik antara Iran dan AS

Ketentuan dasar Tri Hita Karana tertuang dalam sebuah hukum atau peraturan tradisional yang dikenal dengan nama Awig-awig.

Awig-awig berisi tata cara pengelolaan Subak serta proteksi dan konservasi tradisional terhadap properti budaya dan alam di area Subak.

Selain itu, Awig-awig juga mengatur tentang hak dan kewajiban dari krama (anggota) Subak.

Sesuai dengan aspek Pawongan, Subak dikelola dengan sistem swadaya masyarakat (gotong royong) berupa organisasi terstruktur.

Organisasi ini dilengkapi dengan tingkat dan pembagian peran yang spesifik bagi setiap anggotanya.

Dikutip dari baliglory.com via kemdikbud.go.id subak dikelola dengan sistem swadaya masyarakat (gotong royong) berupa organisasi terstruktur.

Anggota subak diklasifikasi menjadi tiga, yaitu Krama Aktif, Krama Pasif, dan Krama Luput.

Krama Aktif terdiri dari Kepala Subak (Pekaseh/Kelian), Wakil Kepala/Kepala Deputi Subak (Pangliman/Petajuh), Sekretaris (Penyarikan), Bendahara (Petengen), Juru Arah (Kasinoman), dan Penanggung Jawab Ritual Keagamaan (Pemangku).

Krama Pasif merupakan anggota subak yang tidak mengikuti aktivitas keseharian Subak, namun rutin membayar retribusi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini