TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Bupati Kutai Timur, Ismunandar, yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (2/7/2020).
Dalam OTT KPK, Ismunandar ditangkap di sebuah hotel di Jakarta bersama sang istri, Encek Unguria Riarinda Firgasih, yang menjabat sebagai Ketua DPRD Kutai Timur, serta seorang Kepala Bappeda.
Ismunandar ditangkap atas dugaan penyuapan pengadaan barang dan jasa.
"Betul tadi malam 19.30 ada giat tertangkap tangannya para pelaku korupsi berupa menerima hadiah atau janji dalam pengadaan barang dan jasa di salah satu kabupaten di wilayah Kalimantan Timur," jelas Ketua KPK, Firli Bahuri, Jumat (3/7/2020), dilansir Kompas.com.
Siapakah Ismunandar? Bagaimana rekam jejaknya hingga menjabat sebagai Bupati Kutai Timur?
Baca: Daftar 3 Bupati Kutai Tersandung Kasus Korupsi di KPK
Baca: Kinerja KPK di Era Firli Bahuri: 2 Kepala Daerah Terkena OTT pada 2020
Diketahui, jumlah harta kekayaan Ismunandar naik sekitar Rp 2,8 miliar sejak dilantik sebagai Bupati Kutai Timur pada 17 Februari 2020.
Dikutip Tribunnews dari Wikipedia, Ismunandar lahir di Samarinda, 7 Agustus 1960.
Mengutip Tribun Kaltim, Ismunandar sempat menjabat posisi penting di sejumlah instansi pemerintah daerah sebelum akhirnya menjadi orang nomor satu di Kutai Timur.
Pada 1999, Ismunandar menjabat Kepala Saksi Pengujian di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur.
Kemudian, ia juga menempati posisi strategis di Pemerintah Kota Bontang.
Ismunandar lalu dipercaya menjadi Kepala Dinas PU Bontang pada 2001.
Saat Kabupaten Kutai Timur terbentuk, Ismunandar menjabat sebagai Kepala Dinas PU.
Tak hanya itu, ia juga sempat menjadi Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Kutai Timur.
Selain berkarier di birokrasi, Ismunandar juga kerap terlibat dalam organisasi.
Ia pernah menjadi Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama pada 2006.
Baca: Imam Nahrawi Divonis 7 Tahun Penjara, KPK Ungkap Alasannya Ajukan Banding
Baca: Bupati Kutai Timur Ditangkap Bareng Istrinya yang Juga Ketua DPRD, KPK Jelaskan Kasusnya
Selain NU, Ismunandar juga sempat menjabat sebagai ketua di organisasi Dewan Kesenian, PSSI Cabang Kutai Timur, hingga PMI.
Karier Ismunandar melesat ketika Kutai Timur dipimpin oleh Isran Noor.
Ia dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kutai Timur periode 2010-2015.
Ketika Pilkada Kutai Timur tiba, Ismunandar memberanikan diri maju dengan dukungan Partai Nasdem.
Ismunandar berpasangan dengan Kasmidi Bulang dan sukses meraih suara terbanyak ketika itu.
Pada 17 Februari 2020, Ismunandar resmi dilantik sebagai Bupati Kutai Timur.
Diketahui, kekayaan Ismunandar bertambah sekitar Rp 2,8 miliar sejak ia menjabat sebagai bupati.
Dilansir Tribunnews, Ismunandar memiliki sembilan bidang tanah dan bangunan senilai Rp 215 juta sebelum menjadi orang nomor satu di Kutai Timur.
Bahkan saat menjadi Sekretaris Daerah, ia hanya memiliki mobil Suzuki senilai Rp 50 juta serta giro dan setara kas senilai Rp 39.101.817.
Namun, berdasarkan laporan daftar kekayaan per 2019, Ismunandar diketahui memiliki total harta mencapai Rp 3,14 miliar.
Baca: 6 Fakta OTT KPK Bupati Kutai Timur Ismunandar, Ditangkap di Hotel hingga Dugaan Kasus yang Menjerat
Baca: Ketua DPRD Kutim Sekaligus Istri Bupati Ismunandar Dikabarkan Ikut Diamankan KPK
Sebagian besar kekayaan Ismunandar berasal dari kepemilikian tanah dan bangunan sneilai Rp 2.934.272.000.
Baca di sini untuk lebih lengkapnya >>>
Kepala Daerah Kedua yang Tertangkap di Era Firli
Sejak Firli Bahuri dilantik menjaid Ketua KPK pada 20 Desember 2019 lalu, Ismunandar menjadi kepala daerah kedua yang terciduk OTT.
Dilansir Kompas.com, KPK sebelumnya telah menangkap Bupati Sidoarjo non-aktif, Saiful Ilah, pada 7 Januari 2020.
Saiful ditangkap terkait dugaan kasus suap proyek infrastruktur di Kabupaten Sidoarjo.
Tak hanya Saiful, sejumlah pejabat Pemkab Sidoarjo juga turut diciduk.
Mereka adalah Kepala Dinas PU, Bina Marga, dan SDA Sidoarjo, Sunarti Setyaningsih.
Serta pejabat pembuat komitmen di Dinas PU, Judi Tetrahastoto.
Ketiganya diduga menerima uang dari Ibnu dan Totok.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Sri Juliati, Tribun Kaltim, Kompas.com/Ardito Ramadhan/Dani Prabowo)