TRIBUNNEWS.COM, MADINA -- Buntut kerusuhan di Desa Mompang Julu, Panyabungan Utara, Mandailing Natal ( Madina), Sumatera Utara, hampir kaum pria di desa itu 'menghilang'.
Mereka diduga kabur karena takut ditangkap oleh pihak kepolisian.
Kepala Urusan Humas Kepolisian Resor Madina Brigadir Kepala Yogi mengungkapkan, pihak polisi tak menemui satu pun lelaki di desa itu.
Personel dari Polres Madina bersama Tim Inafis dan Ditreskrimum Polda Sumut melakukan penyisiran di Desa Mompang Julu pada Jumat (3/7/2020).
Namun, penyisiran yang dilakukan bukan untuk menangkap, tapi bertujuan melakukan identifikasi dan menginventarisasi kerusakan pasca bentrokan.
"Ini kami bersama Pak Kapolres Madina, Wadir Krimum Polda Sumut dan Brimob sedang turun ke lokasi dan melakukan penyisiran. Dan kami tidak ada menemukan satu pun laki-laki di kampung ini," kata Yogi kepada Kompas.com, lewat sambungan telepon.
Disebutkannya, para laki-laki di desa tersebut diketahui bersembunyi di sekitar perbukitan tak jauh dari desa setempat.
Baca: Polres Madina Minta Perusuh di Mompang Julu Serahkan Diri, Tiga Sudah Tertangkap
Mereka bersembunyi karena diduga takut diamankan polisi pasca bentrokan.
Meski demikian, ia menyampaikan situasi saat ini sudah berangsur kondusif.
"Untuk situasi sampai saat ini, sudah berangsur kondusif. Dan warga yang kita amankan masih tiga orang, dan akan terus kita lakukan pengembangan," ujar Yogi.
Seperti diketahui, akibat protes pembagian BLT pada Senin (29/6/2020) itu, antara warga dan aparat kepolisian terlibat bentrok.
Dalam peristiwa itu enam personel polisi luka-luka, dua mobil dan satu sepeda motor hangus dibakar massa.
Baca: Ricuh BLT Covid-19 di Madina, Dana Rp 600 Ribu Jadi Rp 200 Ribu hingga Mobil Wakapolres Dibakar
Selain itu, aksi protes warga kembali dilakukan pada Kamis (2/7/2020) dengan cara memblokade jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Dalam aksi kedua itu mereka mendesak aparat untuk melepaskan tiga orang warga yang diamankan dalam bentrokan tersebut.