Meski demikian, warga siap menerima Mardiono kembali karena telah kembali ke jalan yang benar dengan mengakui kekeliruannya.
"Pak Mardiono sudah ikhlas tadi mengakui kekeliruannya. Jadi warga di sini akan selalu menerima beliau berada di tengah-tengah kami," kata seorang warga yang enggan disebut namanya.
Menurut warga, pribadi Mardiono juga terbilang tertutup.
Ia lebih banyak melakukan aktivitasnya di dalam rumah.
Warga juga berterima kasih kepada Forkopimcam Punggur yang tak henti-hentinya melakukan tindakan persuasif dan melakukan penyuluhan sehingga penganut aliran sesat itu dapat disadarkan.
Kepala Kampung Totokaton Subagio mengatakan, tidak ada warganya yang menjadi pengikut aliran kepercayaan Kerukunan Keluarga Asma Allah (Kekalah).
Menurut Subagio, dari puluhan pengikut yang hadir di rumah Ketua Kekalah Mardiono, tidak ada yang berasal dari Kampung Totokaton.
"Justru tidak ada warga sini yang ikut ritual Kekalah di rumah Mardiono. Setiap malam-malam tertentu ada beberapa orang yang memang selalu datang ke rumah Mardiono untuk menjalankan ritual," jelas Subagio, Rabu (8/7/2020).
(Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Ditemukan 23 Makam tanpa Jenazah di Rumah Pengikut Aliran Sesat Punggur