News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ganjar Geram Solo Disebut Zona Hitam, Wali Kota Solo Beri Klarifikasi: Oranye Kemerah-merahan

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo.

TRIBUNNEWS.COM - Penyebutan Kota Solo sebagai zona hitam penyebaran Covid-19 membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo angkat bicara.

Ganjar mengaku geram dengan adanya sebutan zona hitam bagi Kota Solo.

Pasalnya, penyebutan Kota Solo sebagai zona hitam itu dianggapnya tidak berdasar.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menilai, penyebutan tersebut sengaja disampaikan oleh orang-orang yang tidak suka dengan Solo.

"Zona hitam ki jarene sopo to? (Zona hitam itu katanya siapa sih?) Yang ngomong siapa?"

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo memakai masker berkumis sehingga terlihat seperti aslinya. Rudy memakai makser berkumis sehingga seperti aslinya setelah banyak warga yang mengajak dirinya foto bersama dan meminta melepas maskernya. (KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

"Mungkin pengamat atau lagi benci? Kok banyak yang bilang zona hitam. Mungkin yang hitam itu bajumu!" ujar Ganjar, seperti dilansir Kompas.com.

Diketahui, Kota Solo sempat disebut masuk zona hitam menyusul lonjakan kasus positif Covid-19.

Lonjakan tersebut terjadi menyusul ditemukannya 25 tenaga medis yang terpapar Covid-19 di RSUD Moewardi Solo.

Para tenaga medis tersebut diketahui merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang sebagian besar orang tanpa gejala (OTG) dan telah menjalani karantina.

Baca: Ganjar Pranowo Tak Terima Kota Solo Disebut Zona Hitam Covid-19, Akui Heran: Yang Hitam Itu Bajumu!

Kendati demikian, Ganjar menegaskan, lonjakan kasus tersebut tidak lantas membuat Kota Solo dikategorikan sebagai zona hitam penyebaran Covid-19.

"Kan sudah kita kontrol, dari Moewardi dan UNS sudah kita lakukan 3T, kok masih banyak yang bilang zona hitam?" kata Ganjar.

Wali Kota Sola Beri Klarifikasi

Diberitakan TribunSolo.com, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo meralat status zona kasus Covid-19 di Kota Solo.

"Solo bukan zona hitam, zonanya oranye agak kemerah-merahan," kata Rudy.

Meski begitu Rudy meminta agar masyarakat tetap waspada tertib menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Masyarakat wajib hukumnya waspada," terangnya.

Ia mengatakan, pengetatan protokol kesehatan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat.

"Bukan berarti Pemkot arogan, kita ini sayang dengan masyarakat," jelasnya.

Baca: Ganjar Geram Solo Disebut Zona Hitam, Wali Kota Solo: Agar Masyakarat Lebih Waspada

Sebelumnya, lonjakan kasus positif corona di Kota Solo terjadi pada Minggu (12/7/2020).

Lonjakan tersebut kemudian menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah setempat.

Sebab, dalam satu hari terjadi penambahan sebanyak 18 kasus baru.

Karena tingginya peningkatan itu, Solo juga disebut sebagai zona hitam penyebaran Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani.

"Solo tidak pernah mencatat (kasus Covid-19) sebanyak ini. Ini Solo sudah zona hitam," kata Ahyani, Minggu, dikutip dari Kompas.com.

Baca: Solo Masuk Zona Hitam Covid-19, Wali Kota: Bolehlah, Biar Masyarakat Lebih Waspada

Sementara itu, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, penyebutan zona hitam tersebut agar membuat masyarakat lebih waspada.

Mengingat, rata-rata kondisi normal sebelumnya penambahan yang terjadi biasanya hanya di angka satu hingga dua kasus.

Namun, pada Minggu tersebut, sehari mencapai 18 kasus positif Covid-19.

"Zona hitam itu biar masyarakat lebih waspada, secara indikator Solo belum masuk zona hitam."

Baca: FX Rudy Dianggap Berlebihan karena Tetapkan Solo Zona Hitam Corona: Lha Ini Langsung 18 Positif

"Zona hitam kalau di Solo yang positif itu sudah 60 persen dari total jumlah penduduk," ungkap Rudy.

Meski demikian, Rudy menilai penyebutan status zona hitam tersebut tidak berlebihan.

"Kalau berlebihan sih tidak iya. Tadi saya sampaikan, biasanya tambahannya satu, dua kasus, lha ini langsung 18 kasus positif," tandasnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSolo.com/Adi Surya Samodra, Kompas.com/Labib Zamani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini