TRIBUNNEWS.COM - DPP PDIP resmi merekomendasikan Gibran Rakabuming Raka bersama Teguh Prakosa untuk maju dalam Pilkada Solo 2020.
Menyusul kabar itu, Achmad Purnomo yang sebelumnya berpasangan dengan Teguh Prakosa mengaku kecewa.
Meski demikian, ia sudah menduga bahwa Gibran akhirnya mendapat rekomendasi dari PDIP.
Sementara itu, ada kabar viral mengenai Lurah Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan.
Lurah bernama Saidun itu mengamuk di ruang Kepala Sekolah SMAN 3 Tangsel lantaran enam siswa titipannya tidak diloloskan pihak sekolah.
Baca: POPULER SELEB: Alasan Denada Tolak Uang dari Baim Wong | Tagihan Air Nycta Gina Capai Rp 26 Juta
Baca: Pacar Dipanggil Sayang oleh Orang Lain, Pria Ini Cemburu hingga Bunuh Kekasih dengan Kunci Roda
Hingga kini, dampak negatif pandemi corona masih terus terjadi, termasuk PHK karyawan.
PHK massal menimpa 146 karyawan Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) secara sepihak.
Padahal, ada di antara karyawan itu yang sudah bekerja hingga 28 tahun.
Berikut berita regional populer selengkapnya:
1. Purnomo Kecewa
Purnomo menyebut, keputusan DPP PDIP memilih Gibran dan Teguh disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia sempat diundang Jokowi ke Istana pada Jumat (17/7/2020).
"Saya diberitahu oleh Pak Jokowi kalau yang dapat rekomendasi Gibran sama Teguh (Gi-Guh). Bukan Pu-Guh, tapi Gi-Guh," ungkap Purnomo.
Meski sudah menduga Gibran terpilih, Purnomo tetap tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.
"Sebagai manusia ada rasa kecewa, intropeksi itu lumrah tapi itulah realita politik," kata Purnomo.
2. Lurah Ngamuk
Peristiwa Lurah Benda Baru, Saidun, mengamuk dibenarkan oleh Kapolsek Pamulang, Kompol Supiyanto, Kamis (16/7/2020).
Supiyanto menyebut peristiwa itu terjadi pada Jumat (10/7/2020) sekitar pukul 15.30 WIB.
Awalnya, Saidun mendatangi SMAN 3 yang berlokasi di Jalan Bneda Timur XI A, Benda Baru.
Ia kemudian langsung menuju ruang Kepala Sekolah Aan Sri Analiah.
Baca: Anak Bunuh Ayah karena Tak DIberi Uang untuk Beli Velg, Ibu Teriak Dapati Korban Bersimbah Darah
Baca: Pegawai Dinsos Perlakukan Istimewa Makam Korban Pembunuhan, Ternyata Jenazah Anaknya yang Hilang
Saidun disebut memaksa kepala sekolah untuk menerima dua anak titipannya.
Namun Aan tidak bisa menyanggupi permintaan Saidun.
Pasalnya, tiga calon siswa yang sebelumnya juga titipan Saidun statusnya masih cadangan.
3. PHK 146 Karyawan RSIS
Pihak RSIS merumahkan 146 karyawan disebut-sebut karena situasi sulit ekonomi di tengah pandemi.
PHK karyawan ini diungkapkan Sekretaris Serikat Kerja RSIS, Suyatmo, Sabtu (18/7/2020).
Ia bersama ratusan karyawan mendatangi rumah sakit yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kartasura, Sukoharjo tersebut.
Suyatmo mewakili kekecewaan para karyawan yang diberhentikan sepihak.
"Alasannya karena adanya pandemi corona, tapi tidak pernah ada dialog dengan kami," ungkap Sutyatmo.
Ia menyebut hanya sekitar tiga orang karyawan saja yang pernah diajak berdialog.
Maka dari itu, ia meminta trasnparansi dan pemenuhan hak sebagai karyawan.
"Kita minta transparansi, dan kita ingin hak-hak kami dipenuhi jika ada PHK," pintanya.
(Tribunnews.com)