TRIBUNNEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan empat terduga pelaku pengeroyokan yang menyebabkan seorang pemuda di Palembang, Sumatera Selatang, bernama Rio Pambudi Wicaksono (25) hingga tewas.
Empat terduga pelaku itu adalah sepasang suami istri bernama Antoni (52) dan Anita (50), serta kedua anaknya yakni Oka Candra (28) dan Rizki Ananda (22).
Dari empat terduga pelaku tersebut, dua di antaranya kini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.
Dua tersangka kakak beradik itu antara lain Oka Candra dan Rizki Ananda.
Mereka adalah warga komplek Perumahan Griya Macan Lindungan, Kelurahan Bukti Baru, Kecamatan Ilir, yang merupakan tetangga korban.
Keluarga Rio kerap mendapat teror dari pelaku
Dilansir TribunSumsel.com, sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi, Rio dan keluarganya kerap mendapat teror ancaman dari para pelaku.
Ibu Rio, Anna Susana (50) menyebut, cekcok berujung perkelahian merupakan puncak dari rangkaian peristiwa sebelumnya.
Persoalan bermula, saat keluarga Antoni mulai menetap di kawasan perumahan itu sekira satu tahun lalu.
Peristiwa pertama, adalah soal mobil keluarga Antoni yang terparkir memanjang hingga menutupi pintu keluar rumah Rio.
Saat itu, keluarga Rio menegur dan meminta agar mobil tersebut dipindahkan.
Namun, Rio dan keluarganya justru mendapat makian dari keluarga Antoni.
"Kami menegur mereka karena terganggu, dan meminta dipindahkan, justru kami mendapat ocehan dari Pak Antoni dan keluarga."
"Katanya kami disebut 'orang lama' dan sebagainya, saya bingung kenapa begitu," kata Anna.
Baca: Inilah Satu Keluarga yang Bunuh Tetangganya di Palembang, Sempat Kabur Kini Mereka Diringkus Polisi
Baca: Calon Istri Pria yang Dibunuh 3 Tetangga Terpuruk, Rencana Nikah setelah Pacaran 9 Tahun Gagal
Lalu juga ada masalah soal keluarga Antoni yang memelihara monyet di pintu dapur yang berjarak cukup dekat dengan dapur kediaman Rio.
Sehingga ketika membuka pintu dapur, monyet tersebut langsung masuk ke dalam dapur kediaman Rio.
"Saya sering kaget karena monyet itu langsung masuk ke dapur, talinya panjang sekali seperti disengaja."
"Tapi saya diamkan saja, saya usir saja monyet itu," ungkapnya.
Peristiwa selanjutnya sudah mirip teror, yakni rumah Rio dilempari dan diancam akan dibunuh.
Beruntung saat itu Rio tidak di rumah, ia sedang bertugas di luar kota untuk beberapa hari.
"Katanya mau disembelih, sembari dilempar batu, si suruh keluar begitu teriak-teriak dari luar pagar," papar Anna.
Dari rentetan peristiwa itu, Anna menduga amarah Rio sengaja dipancing sehingga terjadi lah perkelahian yang akhirnya menewaskan anaknya itu.
Alasan pengeroyokan
Mengutip dari Kompas.com, tersangka Rizki mengaku alasannya melakukan pengeroyokan itu karena takut dengan korban.
Sebab, korban dianggap memiliki kemampuan bela diri.
Pasalnya, saat berduel satu lawan satu, kakaknya sempat jatuh tersungkur akibat pukulan dari korban.
"Korban ini bisa bela diri, karena kakak saya jatuh, saya coba menolongnya," terang Rizki saat berada di Polsek Ilir Barat 1 Palembang, Rabu (22/7/2020).
Baca: Keroyok Pemuda hingga Tewas karena Masalah Sepele, Pelaku Sebut Tak Terima Dipelototi Korban
Asapun persoalan yang memicu keributan itu, dikatakannya karena korban dianggap telah memelototi kakaknya.
Akan tetapi saat ditegur, korban justru tidak terima.
"Awalnya dia (korban) melotot ke kakak saya Oka, waktu ditegur dia bilang 'kenapa kamu tidak setuju?' Sehingga terjadilah keributan," ungkap Rizki.
Kronologi pengeroyokan
Mengutip dariĀ Kompas.com, Ganda (35), seorang saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/7/2020) sekira pukul 10.00 WIB.
Mulanya, korban bermaksud hendak menghidupkan motor di depan rumahnya.
Namun, mendadak seorang pelaku berinisial A langsung menegur korban yang tinggal bersebelahan dengan rumah Rio.
A yang dikenal tempramental ternyata langsung mendekati korban sembari membawa senjata tajam jenis celurit.
Saat itu, Rio langsung dianiaya oleh A bersama dua anaknya yang lain.
"Pelaku ini mengeroyok korban di depan rumahnya. Pelaku juga bawa tiga anaknya, waktu dikeroyok korban sempat lari," ungkap Ganda.
Baca: Satu Keluarga di Palembang Keroyok Tetangga Mereka hingga Tewas, Para Pelaku Dikenal Tempramental
Setelah terkena sabetan senjata tajam, Rio sempat berlari menjauh dengan kondisi terluka parah dan berlumur darah.
Selain itu, ibu Rio juga sempat berupaya menolong anaknya yang saat itu dikeroyok.
Namun sayang, seorang pelaku lain langsung memegangi ibu korban.
"Ibunya dipiting oleh anak pelaku waktu Rio ini dikeroyok," terang Ganda.
Dalam kondisi mengalami luka tusuk di bagian rusuk kiru, Rio ditolong oleh warga setempat untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Namun, nyawa korban tidak dapat tertolong lagi karena mengalami luka yang parah.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSumsel.com/Agung Dwipayana, Kompas.com/Aji YK Putra)