News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belajar dari Tewasnya Pendaki di Gunung Lawu, Berikut Tips Mendaki Agar Terhindar dari Hipotermia

Penulis: Inza Maliana
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pendaki tengah menyusuri padang sabana di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Jalur Sembalun terkenal dengan padang sabana dan bukit-bukit yang indah sebelum mencapai ke punggung Gunung Rinjani, yakni Plawangan-Sembalun. Diketahui, Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl adalah gunung tertinggi ke-3 di Indonesia setelah Cartenz Pyramid di Papua dan Gunung Kerinci di Sumatera

Ari membeberkan, bila mendaki secara berkelompok maka penting untuk berkoordinasi membawa kebutuhan bersama.

"Kalau dalam pergerakan kelompok peralatan tensi, suhu, dan hipotermia blanket wajib dibawa dan paham cara mengoperasikannya," ungkap Ari.

Disamping itu, saling memperhatikan di dalam kelompok sangatlah penting.

Terlebih, bila ada seorang teman yang dicurigai mengalami gejala hipotermia.

Para pendaki yang turun dari Gunung Lawu via jalur pendakian Candi Cetho, Sabtu (16/11/2019) (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)

Gejala tersebut seperti lemas tidak bertenaga, kesadarannya mulai berkurang, dan suhu tubuhnya menurun.

"Kalau sudah ada gejala hipotermia jangan ragu-ragu diajak turun."

"Jangan disuruh turun, tapi ditemani, karena itu usaha preventif yang paling efektif," kata Ari.

Sebab, bila dipaksakan, semakin tinggi mendaki bisa semakin dingin dan kadar oksidennya semakin menipis.

"Jangan ambil resiko, lebih baik turun."

"Minimal dua orang yang sudah hafal jalan, lebih baik menemani," pungkas Ari.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini