TRIBUNNEWS.COM - Curhatan seorang desainer grafis yang mendapat hinaan dari klien viral di jagat maya.
Seorang klien yang merupakan temannya sendiri, tega menawar 'sangat miring' harga desain untuk undangan pernikahan.
Bahkan, ia memaksa agar diberikan diskon dengan mengatasnamakan 'harga teman'.
Setelah menolak secara halus, sang desainer justru mendapat hinaan rasis serta mendoakan hal yang buruk.
Baca: Viral Cuitan Dokter Komentari Cara Paula Perkenalkan Ikan pada Kiano: Acara Tidak Edukatif
Curhatan tersebut dibagikan oleh pemilik akun Twitter @kerupuknasiuduk, pada Senin (27/7/2020).
Jesslyn, namanya, membagikan beberapa tangkap layar sebuah isi percakapan pesan tersebut.
"Ngeselin ya Tuhan. Sudah nawar harga miring, rasis pula, nyumpahin kerjaan orang nggak laku, minta 'harga teman' padahal mah datang pas butuhnya doang," tulis Jesslyn dalam cuitannya itu.
Hinaan itu bermula, kala Jesslyn mematok desain undangan dan vektornya senilai Rp 150 ribu.
Namun, klien tersebut merasa keberatan dan meminta diskon mengatasnamakan 'harga teman'.
Parahnya, klien tersebut menawar desain Jesslyn dengan harga sangat miring, yakni Rp 30 ribu.
Bila Jesslyn berkenan, klien tersebut mengaku akan mempromosikan desain Jesslyn dalam akun Instagram miliknya yang memiliki tiga ribu followers.
Baca: Viral Fenomena Kue Klepon Tidak Islami, Ulama: Dalam Al-quran Hanya Ada Halal & Haram di Makanan
Ia pun menolaknya secara halus, namun yang didapat justru hinaan rasis, bahkan klien tersebut memblokir kontak Jesslyn.
"C*** pelit. Ya sudah nggak jadi. Semoga nggak laku desainmu amin," tutur si klien.
Unggahan Jesslyn ini langsung dibanjiri komentar dari para warganet.
Mereka mengaku kesal atas perbuatan klien tersebut, namun pada akhirnya dukungan pun mengalir untuk Jesslyn.
Hingga Selasa (28/7/2020), unggahan Jesslyn telah di-retweet sebanyak 20 ribu kali.
Cuitannya pun disukai oleh lebih dari 59 ribu warganet di jagat Twitter.
Baca: VIRAL Polisi Ini Bantu Belikan Bensin Pengendara Mobil, Kekeh Tak Mau Dibayar: Sudah Tugas Saya
Saat dikonfirmasi, Jesslyn membenarkan peristiwa yang ia alami.
Perempuan berusia 16 tahun ini menuturkan, kejadian tersebut berlangsung pada Senin (27/7/2020) pukul 17.00 WIB kemarin.
Jesslyn menjelaskan, kejadian ini bermula kala dirinya melihat postingan si klien yang mencari desainer untuk membuat kartu undangan.
Setelah menawarkan diri, percakapan pun berpindah di WhatsApp dan terjadi seperti apa yang ia unggah dalam akun Twitter-nya.
Ia mengakui baru pertama kali mendapat perlakuan klien seperti ini.
"Ini pertama kalinya saya menemukan klien yang menawar harga jauh dibawah harga asli."
Baca: Viral Curhatan Kakak Cari Adik Perempuan di Jagat Maya, Warganet Ikut Bantu: Banyak Orang Baik
"Ditambah rasisme dan kata kata negatif lainnya," tutur Jesslyn kepada Tribunnews, Selasa (28/7/2020).
Lantaran kesal mendapat hinaan seperti itu, Jesslyn pun memposting percakapan tersebut di akun Twitter-nya.
Setelahnya, cuitan pelajar yang juga freelance desainer grafis ini justru viral di jagat maya.
"Saya tidak menyangka bisa menjadi viral. Jujur kaget, namun sekaligus senang karena saya menemukan banyak orang yang memiliki pengalaman sama seperti saya."
"Dan saya juga menerima beberapa dampak positif akibat viralnya cuitan saya," papar perempuan yang tinggal di Tambun, Bekasi, Jawa Barat ini.
Baca: Viral Curhat Customer Kesal Dipanggil Kak oleh Driver Ojol, Psikolog: Itu Wajar dan Sudah Sopan
Hingga kini, kontak Jesslyn masih diblokir oleh klien tersebut.
Ia pun menduga sosok klien itu belum mengetahui perbuatannya menjadi viral.
Dari viralnya cuitan Jesslyn, ia berharap agar kedepannya pekerjaan desainer grafis bisa lebih dihargai.
Satu di antaranya dengan tidak menawar harga desain yang jauh dibawah harga asli atau bahkan gratis.
"Saya juga berharap dengan viralnya cuitan saya, dapat membuka mata sebagian orang yang masih menganggap desainer grafis sebagai pekerjaan sepele," tuturnya.
Tanggapan Pakar Ekonomi
Pakar Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Retno Tanding Suryandari, SE ME PhD turut memberikan pendapatnya mengenai hal tersebut.
Menurutnya, permintaan 'harga teman' sudah sering terjadi di lingkungan sekitar.
Namun, sebenarnya hal tersebut justru menandakan sikap tidak menghargai.
"Kebiasaan meminta 'harga teman' ini seolah-olah wajar tapi sebenarnya tidak wajar."
"Artinya kita tidak menghargai proses profesionalisme seorang teman," ujar Retno kepada Tribunnews, Selasa (28/7/2020).
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS ini juga tidak menyarankan berbisnis dengan dalih 'harga teman'.
Sebab, usaha apapun, pasti seorang pelaku bisnis sudah memperhitungkan matang-matang harga yang ditawarkan.
"Dalam etika pergaulan dan etika bisnis, kalau dengan teman sebisa mungkin jangan minta diskon."
"Bayarlah dengan harga yang wajar, kita dukung dan promosikan produknya, kalau kualitasnya tidak sesuai harapan kita, berikan masukan yang baik."
"Itu adalah bagian dari mendukung usaha teman-teman kita," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)