Dua buah tugu dibangun mengapit tumpukan ban dengan patung Harimau di atasnya.
Tumpukan ban tersebut dicat warna-warni sehingga terlihat memanjakan mata.
Sekilas, masyarakat bisa salah mengira benda itu sebagai wahana permainan atau hiasan kota hingga gerbang wisata. Anggapan itu jelas salah.
Sebuah spanduk terbentang di atas benda itu bertuliskan, "Pagar Penahan Kecelakaan Polres Wonosobo".
Masyarakat setempat menjulukinya Benteng Takeshi
Istilah ini ternyata bukan merujuk pada acara Game Show di Jepang, melainkan singkatan dari "Tabrak Kesini Insya Allah Hidup".
Di balik perwajahannya yang cantik, spot itu sebenarnya garang sebagai benteng penahan.
Di belakang tumpukan ban yang ditata dan diwarnai menghadap jalan, terdapat tumpukan ban-ban lain membentuk pagar.
Benteng itu dibuat untuk mengantisipasi kecelakaan di ujung turunan panjang Kertek.
Laju kendaraan yang tak terkendali karena rem blong atau masalah lainnya diharapkan tertahan oleh tumpukan ban ini sehingga bisa mengurangi risiko buruk kecelakaan.
Pagar penahan itu sudah lama berada.
Namun warga Kelurahan Kertek menata dan menghiasinya sehingga terlihat lebih cantik.
Jumat malam ini, benteng takeshi kembali merasakan hantaman kendaraan. (reza gustav)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kronologi Resmi Kecelakaan Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takeshi Pasar Kertek Wonosobo
Halaman sebelumnya
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kronologi Kecelakaan Maut Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takeshi Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia
Editor: Feryanto Hadi