Laki-laki penolong ini pun mendapat luka cakaran anjing di wajah dan bibir.
"Untuk anak perempuan kelas dua SD ini tergigit di daerah pipi. Kemudian anak kecil umur dua tahun tergigit di punggung," tuturnya.
Atas kejadian tersebut, lanjut Budi, tim kesehatan hewan Dinas Pertanian Pringsewu merespon cepat setelah menerima informasi, Senin, 23 Maret 2020.
Dia pun mengimbau supaya masyarakat tidak keluar pada petang hari dan kondisi gelap.
Sebab biasanya anjing liar keluarnya pada saat seperti itu, mengingat takut pada cahaya.
Budi mengatakan, anjing liar yang menggigit dua bocah tersebut berhasil tertangkap pada Selasa siang kemarin di Pekon Ambarawa Barat.
Namun, menurut Budi, kondisi anjing liar tersebut sudah tidak bernyawa.
Kedua bocah yang digigit anjing liar tersebut, kata Budi, membenarkan jika anjing yang mati itu adalah anjing yang mengigit mereka.
Budi mengatakan, warga sekitar tidak ada yang mengakui sebagai pemilik anjing bermasalah tersebut.
"Ada yang mengatakan tidak ada yang pernah melihat anjing itu," katanya.
Budi mengungkapkan, bahwa memang di lingkungan tersebut terdapat anjing.
Namun, untuk anjing yang menggigit tersebut tidak ada yang pernah melihat.
Sehingga disimpulkan sebagai anjing tanpa pemilik atau anjing liar.
Budi menuturkan bila pihaknya sudah mengambil spesimen otak anjing dan mengirimnya ke Balai Veteriner.