Jokowi Yakin Vaksin Segera Diproduksi Bio Farma
Masyarakat di Indonesia bakal menjadi prioritas penyaluran vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan oleh PT Bio Farma.
Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, saat ini vaksin tersebut masih dilakukan uji klinis dan menunggu izin produksi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Prioritas untuk dalam negeri dulu," ujar Honesti Basyir, saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjadjaran, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Selasa (11/9/2020).
Diperkirakan, kata dia, nantinya bakal ada sekitar 160 juta masyarakat Indonesia yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin.
Setiap orangnya, kata dia, membutuhkan dua dosis untuk vaksinasi.
"Tahun depan itu target ada 160 juta populasi yang harus divaksin, satu orang itu dua dosis, artinya kita harus menyiapkan vaksin 320 juta dosis," katanya.
Setelah kebutuhan masyarakat Indonesia terpenuhi, PT Bio Farma baru melakukan ekspor vaksin ke negara lain.
Rencananya, uji klinis tahap ketiga dan izin dari (BPOM) keluar pada Januari 2021.
PT Bio Farma sendiri, kata dia, memiliki kapasitas produksi sebanyak 100 juta vaksin dalam satu tahun.
Pada Desember 2020, kata dia, akan ada gedung baru yang menambah kapasitas produksi vaksin sebanyak 150 juta dosis per tahun.
"Yang lagi dilihat Presiden itu gedung baru, itu bisa menambah 150 juta dosis per tahun, akan selesai Desember.
Artinya Desember ini secara kapasitas, kita sudah siap 250 juta dosis," ucapnya.
Presiden Joko Widodo menambahkan, pihaknya merasa optimistis vaksin yang sedang dilakukan uji klinis ini dapat menangani Covid-19 di Indonesia dengan masyarakat Tanah Air sebagai prioritas.
"Kita optimis dengan segera ditemukannya vaksin ini, kita bisa kasih vaksin ke seluruh rakyat," ujar Joko Widodo. (Tribunjabar.id/Nazmi Abdurahman)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul "BEGINI yang Dirasakan Relawan Setelah 24 Jam Disuntik Vaksin Covid-19, Ngantuk yang Tidak Biasa"