Kemudian dijual dengan keliling ke kantor-kantor dan sekolah di wilayah Jatingaleh.
Kepanasan dan kehujanan sudah biasa bagi perempuan tanpa suami dan anak ini.
Akan tetapi peristiwa penipuan baru dua kali dialaminya.
Kejadian pertama terjadi pada 10 tahun lalu, ia ditipu pembeli yang membayar dengan uang palsu senilai Rp. 100 ribu.
Kejadian kedua terjadi belum lama ini.
"Dari dulu sampai sekarang sama, jualan keliling dengan jalan kaki. Alhamdulillah sehari bisa dapat uang Rp. 30 ribu, kalau rame Rp. 50 ribu," bebernya.
Di usia senja, Mbah Khotim mengaku akan terus jualan jajanan hingga sudah tidak kuat berjalan lagi.
Ia kini tinggal menumpang bersama keluarga adik kandungnya di Jangli Telawah IV RT 3 RW 9 Kelurahan Jatingale Kecamatan Candisari.
"Hidup ya untuk bekerja sama ibadah, mau apa lagi."
"Jangan sampai mengharap belas kasihan orang lain, kalau bisa sewaktu ada rezeki sedikit bisa dibagi," terangnya.
Sementara, seorang tetangga, Halimah (60) menuturkan, salut dengan semangat kerja keras Mbah Khotim.
Maka ketika mendengar Mbah Khotim ditipu orang, ia mengaku sangat geram.
"Mau menipu ya seharusnya lihat-lihat, menipu sekalian di toko besar bukan menipu orang kecil," katanya.
Beruntung, ada seorang dermawan yang peduli terhadap Mbah Khotim.
Mendengar informasi musibah yang menimpa Mbah Khotim, dermawan tersebut mengganti uang hasil jualan Mbah Khotim yang harus disetorkan ke pembuat jajanan.
(Iwn)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Uang Hasil Jualan Keliling Dibawa Penipu, Mbah Khotim 1 Jam Bengong Tak Percaya, Pulang Jalan Kaki"